Mendongkrak Ekonomi Bangsa dengan Sociopreneur : Telur Asin Cisitu

Konten dari Pengguna
31 Agustus 2017 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilmy Adam Jieta Pradana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mendongkrak Ekonomi Bangsa dengan Sociopreneur : Telur Asin Cisitu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beraneka ragam suku dan bahasa. Konsep pembangunan di dalam negeri ini perlulah mengalami desentralisasi supaya yang merasakan nikmatnya bukanlah segelintir warga utamanya di pulau Jawa seperti apa yang terjadi sekarang. Hal ini termasuk dalam pemberdayaan ekonomi. Supaya ekonomi bangsa Indonesia bisa menjadi lebih berdaya saing tidak cukup hanya mengandalkan korporasi besar. Terbukti dari data yang diambil tahun 2010 bahwa 97,3 pelaku ekonomi Indonesia berasal dari ekonomi menengah ke bawah sisanya baru berasal dari korporasi besar. Akan tetapi, tingginya kuantitas tidak sebanding dengan tanggungan yang ditimbulkan. Untuk itu supaya bisa meningkatkan produktivitas UMKM ini perlu dilakukan upaya – upaya khusus agar usaha ini lebih berdaya.`
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang mendasari kami, 12 orang beswan Kader Surau ITB untuk melihat Sociopreneur sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas UMKM ini. Sociopreneur merupakan gabungan dari konsep dari aktivitas pengembangan social dan entrepreneur. Dimana aktivitas wirausaha yang tidak hanya berorientasi pada profit tapi juga pada kemandirian suatu komunitas sosial. Kami beswan Kader Surau saat ini sedang menempati asrama di daerah Cisitu Baru, Kecamatan Coblong Kota Bandung. Daerah tersebut merupakan daerah kost mahasiswa dengan ciri perumahan penduduk yang padat. Tidak banyak komoditas alam yang bisa dikembangkan memang, akan tetapi kami melihat peluang dari komunitas ibu PKK. Ibu PKK ini memproduksi telur asin, tetapi karena kekurangan modal baik finansial maupun kemampuan berwirausaha, produktivitas komunitas ini masih sangat kecil.
ADVERTISEMENT
Kami pun memulai pendekatan dengan ibu – ibu PKK dan merencanakan untuk menambah komunitas telur asin ini. Di tahap pertama ini kami berhasil menghimpun 6 orang ibu rumah tangga warga Cisitu. Dengan bermodalkan dana dari YBM BRI kami memulai perputaran ekonomi dengan bersama sama melakukan pelatihan di tempat ibu – ibu PKK.
Alhamdulillah di tahap produksi pertama ini sekitar 100 telur berhasil terjual. Panen dan produksi mengikuti siklus produksi telur asin yang membutuhkan waktu kurang lebih 12 hari sekali. Kapasitas produksi pun ditingkatkan dari hari ke hari dan sekarang meningkat sampai 150 telur sekali produksi. Untuk pemasaran masih sekitar relasi ibu-ibu dan warung di daerah Cisitu. In syaa Allah ke depan akan direncanakan untuk proses branding agar pemasaran lebih meluas.
ADVERTISEMENT
Peran kami mahasiswa yang kebetulan singgah untuk tinggal di daerah Cisitu memang baru sekedar membimbing dan menghubungkan kebutuhan ibu – ibu dengan pihak yang sekiranya bisa membantu. Meskipun begitu kami belajar setelah melihat antusias ibu – ibu yang terlibat dalam perintisan usaha ini. Sejatinya program program Pemerintah dalam mendongkrak UMKM di tengah masyarakat sudah cukup, tetapi masih perlu tangan – tangan untuk melakukan inisiasi dan arahan kepada masyarakat yang memang membutuhkan. Mahasiswa, karang taruna dan organisasi pemuda lainnya perlu menjadi pionir yang terintegrasi untuk mengewanjatahkan program – program Pemerintah. Ketika sinergi itu timbul dan infrastruktur yang semakin memadai saya yakin sendi – sendi ekonomi Indonesia yang dibangun lewat UMKM bisa menjadi pilar pilar ekonomi bangsa.
ADVERTISEMENT
Saya melihat cita – cita ini juga lewat UUD 1945 yang disusun oleh para founding father bangsa. Sebagai contoh yang sudah sukses adalah koperasi yang didirikan di daerah Pangalengan. Ekonomi terasa berjalan dan masyarakat sudah mandiri dalam penghidupannya. Itulah yang ingin kami bangun di Cisitu juga dengan usaha telur asin. Peran Pemerintah yang tidak kalah penting selain menggalakkan kembali program UMKM, adalah membentengi ekonomi bangsa dari kapitalisasi ekonomi dunia.