Pembangunan Berorientasikan SDM ala BJ Habibie

Konten dari Pengguna
7 Juli 2017 10:33 WIB
Tulisan dari Hilmy Adam Jieta Pradana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi generasi millennials (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi generasi millennials (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam riwayat pembangunan kemandirian bangsa akan teknologi, Bapak BJ Habibie selalu mengorientasikan strateginya pada pembangunan sumber daya manusia. Mulai dari perekrutan kader kader teknologi bangsa kala di Jerman serta pembangunan IPTN semua beliau lakukan dengan mengutamakan adanya nilai tambah yang bisa bangsa sendiri berikan di setiap teknologi yang tercipta.
ADVERTISEMENT
Beliau berujar bahwa pembangunan di era sekarang tentulah tidak bisa dengan hanya mengandalkan kekayaan alam tapi justru pemberdayaannya manusianya. Hal ini terlihat ketika banyak negara maju sekarang bukanlah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah tetapi sumber daya manusianya yang unggul.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam usaha mencapai kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. SDM Indonesia yang berupa jumlah penduduk yang besar, lebih merupakan beban pembangunan dari pada sebagai modal pembangunan karena belum dimanfaatkan secara optimal, karena kualitas yang masih rendah. Kualitas SDM ini tercermin dari tingkat pendidikan, tingkat produktivitas, dan tingkat kreativitas yang rendah. Rendahnya kualitas SDM ini berimplikasi pada rendahnya nilai upah dan eksploitasi tenaga kerja Indonesia (TKI) secara tidak manusiawi.
ADVERTISEMENT
Sayangnya dalam usaha memenuhi kebutuhan industri, pembangunan SDM ini seringkali mengarah ke gejala dehumanisasi. Kebutuhan ketenagakerjaan di era global berupa tenaga kerja berkemampuan tinggi dengan spesialisasi tertentu ditambah kemampuan bahasa asing dan etos kerja yang tinggi.
Di era global ini dimana setiap negara menjadi pasar bebas sebagai akibat liberalisasi perdagangan, SDM Indonesia menghadapi tantangan berat. Masuknya berbagai lembaga/perusahaan dan tenaga kerja luar negeri menyebabkan tenaga kerja dalam negeri tersingkir, karena kalah kualitasnya. Akhirnya tingkat ketergantungan bangsa Indonesia pada luar negeri makin tinggi, sementara TKI hanya menjadi tenaga kasar baik di dalam, maupun luar negeri.
Untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar dapat menjadi modal pembangunan yang bernilai, dapat menjadi tenaga kerja yang andal, maka perlu dilakukan berbagai upaya sistematis, terencana, terpadu, berkesinambungan, dan manusiawi.
ADVERTISEMENT
Usaha tersebut dapat berupa perbaikan pendidikan secara menyeluruh menyangkut pendanaan dan kesejahteraan pelaku pendidikan, latihan kerja, peningkatan penguasaan bahasa asing, penguasaan teknologi informasi, perencanaan ketenagakerjaan yang akurat, pembuatan Sistem Informasi Ketenagakerjaan, dan pemanfaatan pasar kerja skilled di luar negeri.
Isu bonus demografi serta wacana "Indonesia Emas 2045" tidak akan tercapai ataupun berdaya apabila tidak ada perhatian khusus pada pembangunan SDM. Tidak hanya melalui pendidikan tapi pemunculan kembali warna karakter bangsa. Sehingga di kemudian hari bangsa Indonesia bisa memiliki jati dirinya dan tidak tanggung dalam berkarya untuk kemajuan bangsa.