1.888 Hoaks Tersebar Selama 2021, Anak Muda Kalbar Diajak Menangkal Berita Hoaks

Konten Media Partner
16 Oktober 2022 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak muda di Kalbar diajak untuk aktif dalam menangkal hoaks. Foto: Dok. Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Anak muda di Kalbar diajak untuk aktif dalam menangkal hoaks. Foto: Dok. Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Siberkreasi dan Mafindo mengajak anak muda di Kalbar untuk memahami literasi digital dalam kegiatan bertajuk 'Kelas Kebal Hoaks', pada Sabtu, 15 Oktober 2022 di Hotel Golden Tulip, Kota Pontianak.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 42 peserta dari berbagai kalangan yaitu perwakilan mahasiswa, dosen, dan komunitas menghadiri kegiatan yang bertujuan untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran hoaks itu.
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) mendata pada tahun 2021 terdapat 1888 hoaks. Banyaknya hoaks beredar di tengah masyarakat perlu ditangani secara bersama-sama. Hadirnya Kelas Kebal Hoaks menjadi urgen dan penting sebagai pendidikan literasi digital. Terlebih saat ini pengguna internet di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 73,7 % dari jumlah penduduk yaitu sebesar 204,7 juta. Sebesar 191,4 juta aktif media sosial.
“Mengapa hoaks mudah menyebar? Ada beberapa penyebab di antaranya: minimnya literasi digital dan kurangnya berpikir kritis, kurangnya trust (kepercayaan) di antara masyarakat dan pemerintah; dan masih adanya polarisasi akibat politik dan SARA,” terang Syarifah Ema Rahmaniah.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ema mengatakan, ada tiga jenis gangguan informasi yang dapat dikatakan sebagai hoaks. Yang pertama, misinformasi: informasi yang salah, namun orang yang menyebarkan percaya itu benar. Kedua, disinformasi yaitu informasi yang salah dan orang yang menyebarkannya sadar kalau itu salah. Ada unsur kesengajaan.
"Terakhir malinformasi informasi yang memiliki unsur kebenaran, baik dalam penggalan atau keseluruhan. Namun penyajian dikemas sedemikian rupa untuk merugikan orang lain," ungkapnya.
Syarifah Ema menjelaskan tentang Hoaks. Foto: Dok. Hi!Pontianak
Penjelasan terkait hoaks juga disampaikan oleh Riza Dwi Maqruf. Ia memberikan keterampilan untuk mengecek fakta, salah satunya diantaranya adalah turnbackhoax dan komin.fo/inihoaks.
"Selain itu banyak tools atau aplikasi yang juga bisa dimanfaatkan untuk pengecekan fakta. Cek fakta artikel melalui Google Advanced Search. Cek fakta foto melalui reverse image google, yandex maupun microsoft bing. Cek twitter bisa melalui Twitter advanced search. cek fakta video bisa melalui invid. Cek lokasi bisa melalui google map," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan diakhiri dengan dokumentasi bersama. Para peserta yang hadir oun diharapkan bisa menjadi relawan yang ikut menjadi benteng informasi di masyarakat sehingga terhindar dari bencana hoaks. Harapan yang besar tentunya masyarakat memerlukan informasi yang benar, mendidik dan bermanfaat.