10 Fakta Penganiayaan Siswi SMP Berinisial AU oleh Para Siswi SMA

Hi Pontianak Admin
Media digital dari Kota Pontianak yang menghadirkan informasi terkini dan hal-hal yang kamu butuhkan.
Konten dari Pengguna
9 April 2019 20:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hi Pontianak Admin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kekerasan Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - AU, seorang siswi SMP di Pontianak, dikeroyok para siswi SMA. Apa saja fakta yang sejauh ini diketahui?
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi pada 29 Maret 2019. AU, seorang siswi SMP di Pontianak, awalnya diajak ke sebuah tempat sepi di Jalan Sulawesi, Pontianak. Ia bersama kakak sepupunya.
Singkat cerita, kakak sepupu AU terlibat baku hantam dengan para pelaku. AU terkena dampaknya.
Tiga pelaku melakukan pem-bully-an, dengan cara: Rambut AU dijambak, AU disiram air. Para pelaku ini tak berhenti dan membenturkan kepala AU ke aspal. Perut AU juga diinjak.
"Pas dia (AU) bangun lagi, mukanya ditendang dengan sepatu-sendal gunung. Si EC itu namanya," kata LK, ibu korban, saat ditemui Hi Pontianak, Minggu malam (8/4).
ADVERTISEMENT
Menurut sang ibu, AU sudah terbaring tidak berdaya. Tapi pelaku lain, yang diyakini berinisial TI dan LA, terus melakukan pemukulan.
"Yang saya tidak terima, ada seorang anak yang sekolah di SMA, yang sampai mau merusak kelamin anak saya," ujar LK, inisial sang ibu, sambil menangis.
AU bersama sepupunya sempat berupaya menyelamatkan diri dengan menggunakan sepeda motor. Tapi mereka kembali dicegat oleh TR dan LL di kawasan Taman Akcaya.
AU sempat dipiting oleh TR, sementara LL kembali menendang perut korban.
Di Taman Akcaya tersebut, penganiayaan kembali terjadi. Tapi keributan itu disaksikan warga, sehingga para pelaku kabur.
ADVERTISEMENT
AU dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Pontianak. Menurut sang ibu, AU teramat trauma hingga kerap mengigau. "Seolah-olah masih dalam penganiayaan," kata LK, inisial sang ibunda.
AU juga diketahui mengidap asma.
Pada Selasa (9/4), peristiwa penganiayaan itu menjadi trending topic dunia di Twitter. Dukungan mengalir amat deras terhadap AU.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, meminta pihak polisi, Dinas Pendidikan Kota Pontianak, hingga sekolah, melakukan investigasi.
"Kita tidak inginkan, di Kota Pontianak, terutama dilakukan para pelajar yang nge-gank ini, melakukan tindakan kriminal. Apalagi menimbulkan korban jiwa, traumatik yang cukup dalam," kata Edi, Senin (8/4).
ADVERTISEMENT
LK, sang ibu dari AU, telah menunjuk pengacara bernama Fety Rahma Wardani. Langkah pertama yang ditempuh adalah melaporkan kasus ini ke unit PPA Polresta Pontianak.
"Hukum tetap berjalan, dan kita tetap melanjutkan proses ini ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sidang pengadilan. Tidak ada kata damai," kata Fety.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Pontianak, Komisaris M. Husni Ramli, mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan. Pihak keluarga memang baru melapor sepekan setelah penganiayaan terjadi.
Kasus penganiayaan ini karena urusan asmara. Korban sendiri sebenarnya tak terkait langsung, tapi sepupunya yang diincar para pelaku. Namun entah bagaimana korban dianiaya dengan sadis hingga luka berat.
ADVERTISEMENT
Kasus ini ditangani Polresta Pontianak, dan mendapat atensi dari Polda Kalbar. "Sedang dilanjutkan prosesnya di Reskrim," jelas Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Didi Haryono, yang dikonfirmasi kumparan, Selasa (9/4).