2 Orang Utan Korban Kebakaran Hutan di Kalimantan Barat Diselamatkan

Konten Media Partner
14 Oktober 2019 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi induk dan anak orang utan diselamatkan tim IAR Indonesia besama BKSDA Kalimantan Barat. Foto: Dok IAR Ketapang
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi induk dan anak orang utan diselamatkan tim IAR Indonesia besama BKSDA Kalimantan Barat. Foto: Dok IAR Ketapang
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sebanyak 2 ekor orang utan diselamatkan oleh tim IAR Indonesia bersama BKSDA Kalimantan Barat. Kedua orang utan tersebut merupakan induk dan anak, masing-masing diberi nama Mama Sifa dan Sifa.
ADVERTISEMENT
Keduanya ditemukan berkeliaran di sekitar perkebunan warga di Desa Tempurukan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Induk dan anak orang utan tersebut diperkirakan berusia 20 tahun dan 8 bulan.
Kedua orang utan tersebut memasuki area perkebunan warga setelah api melalap sebagian besar kawasan hutan yang menjadi tempat tinggalnya. Keduanya masuk ke perkebunan warga untuk mencari makan.
Keberadaan mereka pun dilaporkan warga kepada IAR Indonesia yang kemudian melakukan penyelamatan bersama BKSDA Kalimantan Barat dan Babinsa setempat serta dibantu warga sekitar, Kamis (10/10).
Tim membawa 2 ekor orang utan kembali ke hutan menggunakan traktor karena jarak dari perkebunan warga ke batas hutan cukup jauh. Foto: Dok IAR Ketapang
“Evakuasi dan translokasi orang utan selalu menjadi pilihan terakhir dan jika bisa, kita akan menghindarinya dan memastikan orang utan dapat bertahan hidup di habitatnya. Namun, kali ini tidak ada pilihan lain, keduanya terjebak hanya di beberapa bidang pohon yang tersisa. Setelah kebakaran, kawasan hutan besar telah terbakar dan orang utan tidak dapat kembali ke habitatnya. Jika kita tidak ada di sini, orang utan ini tidak akan selamat,” kata Argitoe Ranting, Ketua Tim Penyelamatan dari IAR Indonesia, Senin (14/10).
ADVERTISEMENT
Saat diselamatkan keduanya dalam kondisi kurus dan dehidrasi karena kekurangan nutrisi selama beberapa hari. Tim penyelamat juga melibatkan dokter hewan yang menilai orang utan tersebut bisa segera di translokasi ke wilayah hutan.
Setelah dirawat, keduanya pun dibawa kembali ke hutan dengan menggunakan traktor lantaran jarak dari perkebunan warga ke batas hutan cukup jauh. IAR Indonesia sangat mengapresiasi perhatian dan kepedulian masyarakat setempat.
Argitoe Ranting, Ketua Tm Penyelamat dari IAR Indonesia bersama Koptu Andi S, Babinsa Sungai Awan Kiri/Tempurukan membuka kandang orang utan untuk dilepas ke hutan. Foto: Dok IAR Ketapang
Akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Ketapang yang terjadi sejak akhir Juli 2019, IAR Indonesia bersama para mitra pemerintah dan warga telah menyelamatkan enam ekor orang utan, termasuk Mama Sifa dan Sifa. Hilangnya habitat orang utan membuat Unit Perlindungan Orang Utan dan Tim Penyelamat dari IAR Indonesia harus siap 24 jam setiap hari ketika menerima laporan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Ketika Anda melihat mata Sifa, anda menyadari ketakutan dan keputusasaan orang utan yang melihat bagaimana rumah mereka hancur,” ujar Karmele Llano Sanchez, Direktur IAR Indonesia.
Induk dan anak orang utan yang dilepas kembali ke hutan setelah diselamatkan. Foto: Dok IAR Ketapang
Menurutnya, kejadian tersebut sama seperti 2015. Saat itu, operasi penyelamatan berlangsung selama berbulan-bulan setelah kebakaran dan dampak buruk yang ditimbulkan dari kebakaran hutan pada orang utan dan satwa liar lainnya begitu nyata.
"Mereka yang berhasil diselamatkan adalah yang beruntung karena masih mendapatkan kesempatan untuk bertahan hidup. Tetapi masih banyak orang utan yang mungkin mati dalam kebakaran dan tidak bisa selamat karena kekurangan makanan atau dibunuh manusia. Kita perlu bekerja sangat keras untuk memastikan bahwa tidak akan ada lagi kebakaran hutan. Jika tidak, akan sangat sulit untuk memastikan kelangsungan hidup hewan-hewan ini di alam liar," pungkasnya.
ADVERTISEMENT