4 Alasan Pasangan Kamu Selingkuh

Ilustrasi selingkuh. Foto: Shutterstock

Hi!Pontianak - Mengetahui pasangan berselingkuh merupakan kabar buruk, yang bagi sebagian orang, bisa sangat menyakitkan. Apalagi jika sebelumnya merasa bahwa pasangannya itu benar-benar setia.

Tetapi kamu tidak boleh menyiksa diri, dengan berpikir bahwa alasan pasangan berselingkuh karena mereka tidak bahagia. Bisa jadi alasannya tidak seperti itu.

Menurut Psikolog, Patricia Elvira berdasarkan jurnal penelitian Julia Omarzu, Psikolog dari Loras College, menyebut ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya perselingkuhan. Apa saja? Berikut di antaranya :

1. Kebutuhan Seksual yang Tidak Terpenuhi

Selain tidak merasa bahagia, rasa tidak puas bisa menjadi penyebab istri atau suami selingkuh. Tidak puas dan tidak bahagia bisa datang dari emosional dan seksual atau hubungan intim.

Sexless marriage atau pernikahan tanpa seks bisa menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan perselingkuhan. Alasan selingkuh ini tidak hanya digunakan pria, juga sering dipakai oleh para wanita.

2. Tidak ada Perasaan Cinta atau Bosan

Hilangnya perasaan cinta atau bosan menjadi salah satu alasan penyebab suami atau istri selingkuh. Pria atau wanita mencari sesuatu hal baru karena merasa rumah tangganya tidak semenyenangkan dulu.

Rasa tertantang untuk menemukan cinta dan sensasi baru juga membuat seseorang memilih untuk selingkuh.

3. Komunikasi Tidak Lancar

Komunikasi yang terjalin dengan lancar adalah kunci utama dari awetnya sebuah hubungan. Namun saat komunikasi mulai tak lancar, baik karena kesibukan yang menumpuk atau hubungan jarak jauh, ikatan dan rasa percaya antara pasangan juga akan menjadi berkurang.

Dalam keadaan seperti ini, pasangan yang sudah merasa tidak puas tapi tak berani mengatakan putus, biasanya akan memilih untuk selingkuh. Jadi, bila hubungan sudah mulai terasa dingin karena komunikasi tak lancar, lebih baik segera buat komitmen bersama untuk memperbaikinya

4. Merasa Tidak Dihargai

Sikap pasangan yang tidak pernah mengapresiasi sesuatu bisa menjadi bom waktu dalam rumah tangga. Salah satu pasangan mulai merasa tidak berharga dan tidak diapresiasi oleh pasangannya. Imbasnya, dia mencari seseorang yang bisa menganggap dan menghargainya lebih dari pasangan.