6 Tradisi Perayaan Imlek yang Penuh Makna Bagi Masyarakat Tionghoa

Konten Media Partner
20 Januari 2020 16:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Imlek. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Imlek. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Tak terasa, perayaan Tahun Baru China yang dikenal dengan Imlek akan tiba. Perayaan ini memang jadi salah satu momentum yang ditunggu-tunggu oleh etnis Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Perayaan ini telah berlangsung sejak 4.000 tahun lalu dengan beragam tradisi secara turun-temurun yang wajib dijalani hingga saat ini. Bahkan, di antara tradisi tersebut ada yang harus dihindari agar terhindar dari kesialan atau ketidakberuntungan.
Berikut ini tradisi-tradisi perayaan Imlek yang penuh makna menurut Novia, Meimei Kalimantan Barat 2019:
1. Bersih-bersih Rumah
Ilustrasi beres-beres rumah. Foto: Dok. Hi!Pontianak
Menurut kepercayaan Tionghoa, membersihkan rumah menjelang perayaan Imlek merupakan suatu tradisi yang harus dijalani. Biasanya, tradisi tersebut ditandai dengan membersihkan hingga mengganti perabotan alat rumah tangga yang sudah usang atau bahkan mengecat ulang tembok rumah.
“Dipercaya dengan membersihkan rumah dapat membuang segala keburukan yang menghalangi keberuntungan,” kata Nova kepada Hi!Pontianak, Senin (20/1).
Nova mengungkapkan, tradisi bersih-bersih rumah ini dilakukan satu hari sebelum perayaan dan justru tidak boleh dilakukan saat hari H. Hal tersebut dikarenakan dapat membuang keberuntungan yang akan datang.
ADVERTISEMENT
2. Mendekorasi Rumah
Pernak-pernik imlek. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Saat perayaan Imlek, biasanya masyarakat Tionghoa akan menghias rumahnya dengan dekorasi berwarna merah, mulai dari lampion hingga tulisan-tulisan China yang melambangkan hal-hal baik. Rupanya, ini memiliki makna yang penting menurut masyarakat Tionghoa.
“Kenapa merah? Karena warna merah menurut tradisi China melambangkan kemakmuran, sejahtera, kuat, serta membawa keberuntungan. Selain itu, ada pula masyarakat Tionghoa yang beranggapan bahwa merah dipercaya dapat mengusir nian atau sejenis makhluk buas yang datang untuk mengganggu manusia saat tahun baru Imlek,” jelas Novia.
3. Bagi-bagi Angpau
Angpao imlek. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Tak bisa dipungkiri bahwa tradisi ini memang menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu bagi sejumlah orang yang belum menikah. Saat perayaan Imlek, angpau melambangkan semangat dan kegembiraan yang akan membawa nasib baik.
ADVERTISEMENT
“Angpau itu sendiri artinya uang yang dibungkus dalam kemasan merah sebagai hadiah. Dengan kata lain angpau itu melambangkan semangat dan kegembiraan yang akan membawa nasib baik. Warna merah sendiri melambangkan sukacita dan mengusir energi negatif. Oleh sebab itu, angpau hanya diberikan pada saat acara yang bersukacita dan tidak diberikan sebagai tanda atau ucapan belasungkawa,” ungkap Novia.
4. Pantang Makan Bubur
Ilustrasi bubur ayam. Foto: Shutterstock/aris setya
Saat Imlek memang banyak makanan tersaji, tapi ternyata tak semua makanan bisa dihidangkan dan disantap, seperti bubur yang harus dihindari. Menurut Novia, bagi etnis Tionghoa bubur merupakan makanan yang melambangkan kesusahan dan kemiskinan.
“Kemudian ada juga pantangan makan bubur karena bubur itu simbol kemiskinan. Selain itu, bubur juga memiliki rasa yang hambar serta biasa dijadikan makanan orang sakit. Menyantap bubur saat Imlek dianggap sebagai doa buruk yang dikhawatirkan akan dialami di tahun yang baru. Oleh karena itu, seenak apa pun bubur pasti tak akan disajikan saat Imlek,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
5. Kembang Api dan Petasan
Ilustrasi kembang api. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Petasan dan kembang api memang identik dengan sebuah perayaan besar, terutama saat Tahun Baru. Hal yang sama juga berlaku pada saat perayaan Imlek. Selain untuk memeriahkan perayaan yang berlangsung setahun sekali ini, menurut kepercayaan Tionghoa, membakar petasan dan kembang api tepat di hari raya Imlek wajib dilakukan untuk mengusir nasib-nasib buruk di tahun sebelumnya dan mengharapkan Tahun Baru yang lebih bahagia dan lebih baik.
“Kemudian malamnya akan main petasan dan kembang api dan membuka lagu dengan irama yang gembira. Kalau sekarang itu untuk menandakan sukacita dan kegembiraan. Kalau dulu menurut kepercayaan orang Tionghoa untuk mengusir monster nian,” ucap Novia.
6. Pertunjukan Barongsai
Ilustrasi atraksi barongsai. Foto: Dok. Hi!Pontianak
Belum lengkap rasanya jika perayaan Imlek tak disertai dengan pagelaran barongsai. Dalam kepercayaan orang China, liong (naga) yang menjadi ikon dari barongsai tersebut merupakan lambang dari kebahagian dan kesenangan.
ADVERTISEMENT
“Tarian barongsai yang diiringi dengan sejumlah alat musik drum ini juga dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat yang mengganggu manusia dan dapat membawa keberuntungan kedepannya,” tutur Novia.
Maka, tak heran jika pertunjukan barongsai selalu ada di setiap hari raya Imlek. Tak hanya kepada orang saja, melainkan keseruan memberikan angpau ke mulut barongsai pun juga merupakan sebuah tradisi yang sering dilakukan.