8 Warga Jawa Timur yang Hendak Masuk Diam-diam ke Malaysia Digagalkan oleh TNI

Konten Media Partner
9 Juni 2021 11:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pekerja migran. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pekerja migran. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak – Delapan warga Jawa Timur yang hendak masuk secara diam-diam ke Malaysia, dihalau oleh personel satgas perbatasan TNI di wilayah Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Dansub Satgaster Koramil 1202-09/Jagoi Babang Mayor (Inf) Katirin, menjelaskan, upaya penggagalan itu bermula saat personel mendapat informasi, ada warga yang sedang berjalan kaki menuju perbatasan dengan Malaysia.
“Petugas segera melaksanakan pencegatan dan penghadangan,” kata Katirin dalam keterangan tertulisnya, yang diterima Hi!Pontianak, Rabu, 9 Juni 2021.
Terhadap kedelapan orang tersebut, kata Katirin, langsung diperiksa identitasnya, dan digeledah barang bawaan. Hasilnya, diketahui 5 orang pria masing-masing berinisial HM, MT, SR, SY, dan HR, serta 3 orang wanita berinisial HO, MR, dan MH.
“Tak satu pun di antara mereka dapat menunjukan dokumen resmi sebagai pelintas batas negara," ujar Katirin.
Katirin menambahkan, kedelapan orang tersebut tiba di Jagoi Babang, Bengkayang, menggunakan bus umum dari Kota Singkawang. “Mereka kemudian turun dari bus di Pasar Jagoi. Karena kebingungan, mereka akhirnya berjalan kaki di ke arah perbatasan,” ucap Katirin.
ADVERTISEMENT
Dari hasil keterangan, lanjut Katirin, disimpulkan kedelapan orang tersebut ingin mengadu nasib dengan menjadi pekerja migran ilegal di Malaysia.
“Untuk itu, kita melaksanakan pencegahan, karena memasuki negara lain tanpa dokumen resmi melanggar Undang-undang tentang Keimigrasian,” tambah Katirin.
Saat ini, kedelapan orang tersebut telah difasilitasi kembali ke keluarganya di Kota Singkawang. “Mereka kami beri pemahaman dan penekanan, dan juga menginformasikan bahwa kasus COVID-19 di Malaysia sangat tinggi, sehingga sampai dengan saat ini masih diberlakukan lockdown,” terang Katirin.