95 Persen Pasien COVID-19 di RS Pontianak Belum Pernah Divaksin

Konten Media Partner
17 Juni 2021 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Kalbar, Sutarmidji, meninjau lokasi vaksinasi massal di Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Kalbar, Sutarmidji, meninjau lokasi vaksinasi massal di Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sebanyak 95 persen pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit belum pernah dilakukan vaksinasi, sedangkan 5 persennya sudah dilakukan vaksinasi, namun proses penyembuhannya lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengingat cakupan vaksinasi COVID-19 di Kalbar masih rendah.
“Kota Pontianak dan Singkawang saat ini target vaksinasi sudah melampaui. Saya berharap semakin banyak masyarakat yang sudah divaksin maka tingkat keterjangkitan rendah, minimal kalau sudah ada yang divaksin dan terjangkit mudah menyembuhkannya. 95 persen pasien di rumah sakit belum pernah divaksin, sedangkan 5 persennya sudah pernah divaksin 1 kali,” ungkap Midji, Kamis, 17 Juni 2021.
Masyarakat yang sudah divaksin dapat saja terpapar corona jika ia tidak menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, dan menjaga imunitas tubuh.
“Pasien yang sudah divaksin belum 1 bulan vaksin belum membentuk imunitas atau kekebalan tubuhnya, biasanya 1 bulan baru terbentuk kekebalan tubuh setelah divaksin. Setelah divaksin tetap lakukan protokol kesehatan untuk kepentingan diri sendiri dan kepentingan masyarakat lain,” papatnya.
ADVERTISEMENT
Midji berharap dengan program vaksinasi massal ini dapat menekan angka keterjangkitan virus corona. Ia mengatakan bahwa saat ini tingkat keterjangkitan virus di Kalbar meningkat hingga 4 kali lipat dibanding dengan 3 bulan yang lalu.
“Ayolah, kita jangan berdebat. Korban sudah cukup banyak. Angka di Kalbar meningkat 4 kali lipat dibanding 3 bulan lalu, dan yang mengkhawatirkan saya, tidak untuk menakuti, ini data dan fakta, sekarang sudah ditemukan mereka yang positif, tapi CT nya 10. Itu kandungan virus sudah ratusan juta bahkan miliaran. Saya baru temukan 3 kasus. Saya setiap hari meneliti hasil laboratorium. Selama ini, CT rendah itu 16. Satu-satunya jalan, vaksinasi. Sebanyak mungkin masyarakat dapat divaksin,” pungkasnya.