Amankah TikTok bagi Anak?

Konten Media Partner
23 Juli 2020 11:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TikTok. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Aplikasi TikTok hingga kini banyak digemari pengguna internet, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, turut menggunakan aplikasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Belakangan, aplikasi TikTok menjadi sebuah trend untuk mendapatkan popularitas. Sosiolog Universitas Tanjungpura Pontianak, Viza Julian, mengatakan, bermain TikTok kini telah menjadi sebuah tren sesaat, yang cukup banyak dikonsumsi oleh sebagian besar anak-anak.
Tren tersebut muncul, kata Viza, karena banyak orang barmain aplikasi tersebut, sehingga diikuti oleh banyak orang. “Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang imitatif, meniru prilaku orang sekitarnya. Saat banyak yang main itu, maka mereka mencoba dan kemudian seneng,” jelas Viza kepada Hi!Pontianak, Kamis (23/7).
Menurut Viza, aplikasi TikTok tidak terlalu bagus untuk dikonsumsi anak-anak, karena menurutnya, aplikasi yang memberikan kesenangan tersebut dapat berdampak pada anak. Mereka ingin menunjukan popularitas, menginginkan like, serta komentar, di internet.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak dan gadget. Foto: Shutterstock
“Beberapa hal bisa berpengaruh buruk pada mereka. Internet itu dunia yang kejam. Semua orang berkata tanpa terlalu banyak filter. Saat anak-anak menerima komentar yang baik mungkin itu tidak terlalu masalah, tapi ketika mereka menerima komentar yang buruk dari para netizen, atau bahkan di-bully, ini berpotensi berdampak negatif pada perkembangan psikologis mereka,” paparnya.
Ketika anak ketagihan bermain aplikasi tersebut, atau populer, maka ia akan melakukan atau membuat konten apapun demi popularitas dalam bentuk followers dan like.
“Dalam banyak kasus orang lakukan apa saja untuk mendapatkannya (like dari netizen). Termasuk dengan membuat konten yang melanggar norma, yang dianggap tidak baik oleh masyarakat. Ada yang membuat konten berbau pornografi, seksualitas, prank tidak berkualitas, hujatan, sensasi, dan lain-lain,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Namun dengan begitu, menurut Viza, bukan berarti aplikasi TikTok tidak memiliki dampak positif. iIa mengatakan hal positif yang dapat dilihat dari bermain TikTok adalah kreativitas untuk menciptakan konten, hal tersebut dapat terasah sejak dini. “Kedepannya jika menemukan saluran yang pas, ini berpotensi untuk dikembangkan dalam bentuk kreativitas lainnya,” katanya.
Viza berharap kepada orang tua untuk sebaiknya membatasi anak-anak dalam penggunaan aplikasi tersebut.
“Bukan berarti dilarang sama sekali, namun pengawasan orang tua harus dilakukan dengan ketat, terutama dalam hal konten yang diproduksi oleh mereka, dikonsumsi, serta interaksi mereka dengan pengguna lainnya, di aplikasi tersebut,” kelasnya.
Tak hanya sekadar popularitas, lanjut Viza, anak-anak yang menggunakan aplikasi tersebut berpotensi untuk menjadi sasaran dari penderita kelainan pedofilia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dampak lingkungan jika anak ketagihan bermain Tiktok, menurut Viza, pada sebagian anak yang terlalu intens dengan dunia ini, anak akan berpotensi ketagihan untuk mendapatkan perhatian berlebih dari lingkungan, seperti egosentric, dramaqueen, siap melakukan apa aja demi popularitas.
“Kalo saya sendiri melihatnya, buat anak mesti dibatasi banget. Karena anak masih dalam tahapan pembentukan karakter. Filter personal mereka akan hal yang baik dan buruk belum ada,” pungkasnya.