Anak Berkebutuhan Khusus di Pontianak Antusias Bikin Kembang Manggar

Konten Media Partner
10 Oktober 2019 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak berkebutuhan khusus dai SMALB-B di Pontianak membuat kembang manggar. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak berkebutuhan khusus dai SMALB-B di Pontianak membuat kembang manggar. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Puluhan pelajar dari sekolah berkebutuhan khusus dari SMALB-B di Pontianak begitu antusias membuat kembang manggar di kawasan Museum Kalbar, Kamis (10/10). Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Sepekan Festival Museum Kalbar dalam memeriahkan Hari Museum Nasional yang diperingati setiap 12 Oktober.
ADVERTISEMENT
Para pelajar tersebut begitu seksama mengikuti instruksi dari Budayawan Melayu, Syarifah Nur'aini Adeni dalam merangkai tangkai kembang manggar. Beberapa diantaranya, ada yang cekatan merangkai dan mengombinasikan 2 warna kertas.
Salah seorang peserta, Ade M Fahrizan mengatakan, dirinya baru pertama kali membuat manggar. Tapi, ia sering berkunjung ke museum. "Senang. Dapat ilmu baru, kumpul sama kawan-kawan" ujar Ade, yang langsung di terjemahan oleh gurunya.
Memeriahkan Sepekan Festival Museum Kalbar, anak-anak berkebutuhan khusus membuat kembang manggar. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
Perasaan bahagia juga dirasakan Nimas, siswa tuna grahita SMALB-B Dharma Asih. Nimas mengaku, saat SD dia juga pernah membuat manggar bersama teman-temannya. "Bahagia banget, tadi buat 3 manggar lumayan susah," ucap Nimas.
Kembang manggar dibuat menggunakan beraneka warna yang digunting kecil-kecil dan dililitkan atau dirangkai pada lidi membentuk tangkai.
ADVERTISEMENT
Setelah tangkai manggar jadi, ditancapkan ke buah nanas sehingga menyerupai pohon kurma. Kembang manggar biasanya dibuat untuk menambah kemeriahan suasana arakan pernikahan, sebagai tanda adanya sebuah pernikahan serta menjadi simbol dalam acara penting atau besar di Kota Pontianak.
Selaku pengajar, Syarifah Nur'aini Adeni mengaku senang bisa berbagi ilmu dengan anak-anak keterbutuhan khusus. Ia pun kagum dengan anak-anak yang begitu cekatan dan fokus saat dirinya mencontohkan cara merangkai tangkai manggar.
Seorang anak dibimbing merangkai kembang manggar. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
"Memang dibutuhkan kesabaran untuk mengajar mereka, tapi bukan berarti mereka tidak bisa. Kalau terus digali dan diasah dengan suatu keterampilan mereka pasti bisa. Nyatanya tadi, saya berpikir merekaa tidak bisa, buktinya dalam waktu sejam mereka bisa emnghabiskan 15 layer kertas untuk membuat 2 pohon manggar," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Nur'aini berharap, kegiatan tersebut memberikan pengetahuan kepada anak-anak. Utamanya memperkenalkan kebudayaan melayu kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
"Saya berharap ini tidak hanya berhenti sampai disini saja. Tapi, bisa menjadi kegiatan rutin bagi sekolah," tukas Nur'aini.