Anak Umur 8 Tahun di Sintang Taklukkan Puncak Gunung Kelam

Konten Media Partner
15 Juni 2024 8:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiffa Shakilla Athalla saat berada di puncak Gunung Kelam. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tiffa Shakilla Athalla saat berada di puncak Gunung Kelam. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Viral di media sosial, seorang anak perempuan usia 8 tahun sukses mendaki Gunung Kelam di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dengan ketinggian 1002 mdpl.
ADVERTISEMENT
Anak tersebut adalah Tiffa Shakilla Athalla, siswi SD Islam Terpadu Buah Hati Sintang. Pendakian tersebut dilakukan pada 10 Mei 2024. Untuk mencapai puncak, Tiffa yang didampingi ayahnya melakukan pendakian selama 8 jam.
Gunung Kelam merupakan salah satu batu monolit terbesar di dunia. Gunung Kelam yang sering disebut Bukit Kelam oleh warga, merupakan ikon pariwisata Kabupaten Sintang. Gunung ini memiliki fasilitas pendakian Via Ferrata.
Ayah dari Tiffa Shakilla Athalla yakni Roki Hasri mengatakan bahwa anaknya baru berumur 8 tahun 4 hari saat melakukan pendakian itu. Rencananya pendakian Gunung Kelam merupakan kado ulang tahun ke 8 darinya untuk anaknya. Namun karena sesuatu dan lain hal, jadwal mendaki tidak bertepatan dengan hari ulang tahun anaknya.
ADVERTISEMENT
“Awalnya ya bercanda, saya tanya pada saat kami rekreasi di kaki TWA Gunung Kelam. Mau nyoba muncak? Dia bilang mau. Sejak saat itu proses persiapan kami lakukan bertahap,” ungkap Roki Hasri pada Hi! Pontianak, Jumat 14 Juni 2024.
Persiapan tersebut, kata Roki, mulai dari persiapan fisik hingga latihan penggunaan alat. Kemudian konsultasi dengan BKSDA, guide dan atlet panjat tebing lokal.
“Jadi persiapan kita cukup panjang, sekitar 6 bulan, tentunya sampai latihan manjat juga, tapi sampai segmen 1 (Via Ferrata punya 3 segmen-red),” bebernya.
Setelah semuanya siap, sambung Roki, barulah ia dan anaknya beserta tim naik ke puncak Gunung Kelam. Total tim ada 6 orang. Yakni; 1 anak-anak 4 dewasa dan 1 guide.
ADVERTISEMENT
“Itu sudah termasuk saya menemani sampai puncak. Mulai pendakian jam 12.00 siang. Sampai puncak jam 20.00. Total 8 jam pendakian. Turun jam 09.00 pagi. Sampai base camp jam 16.00. Kami menginap semalam di atas, ada shelter untuk menginap,” bebernya.
Roki menambahkan, selama mendaki, tim memang menyesuaikan tempo mendaki anaknya. Kalau dia capek, istirahat.
“Kalau dia minta istirahat maka tim akan berhenti. Selama mendaki dia ndak ngeluh, happy-happy saja, malah menghibur tim dengan banyolannya,” kata Roki.
Ia mengaku keluarganya memang suka berkegiatan di alam. Biasanya anak-anaknya di bawa camping menggunakan campervan di pantai atau danau, rutinitas itu sudah dilakukan sejak sejak anak-anaknya masih bayi.
“Kalau untuk panjat tebing sendiri memang terlihat dari usia 5 tahun. Dia suka main wall climbing di tempat permainan anak. Jadi saya pun buatkan wall climbing sederhana di rumah,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Makanya, ketika anaknya menyatakan ingin mendaki Gunung Kelam, dia sudah punya dasar. Jadi saat merencanakan pendakian, hanya menambah materi dasar tentang fungsi alat-alat panjat tebing, kemudian ditambah latihan selama enam bulan.
“Jadi tidak ujuk-ujuk naik tanpa persiapan. Semuanya sudah dipersiapkan dan dilatih secara continue. Berkat keberaniannya itu, dia mendapat piagam dari sekolah sebagai peserta didik pemberani,” ujarnya bangga.
Setelah sukses ke puncak Gunung Kelam, Roki dan anaknya punya target lain. Yakni menjajal Via Ferrata Gunung Parang di Purwakarta.
“Tapi kita harus nabung dulu karena pakai dana pribadi. Banyak yang menyarankan naik gunung lain, tapi memang anaknya suka di tebing,” pungkasnya.