Awan Berbentuk Gelombang Tsunami Muncul di Bandara Supadio, Ini Penjelasan BMKG

Konten Media Partner
7 April 2022 13:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Awan berbentuk tsunami muncul di Bandara Supadio Pontianak. Foto: Tangkapan Layar Instagram @fellimeido_mr
zoom-in-whitePerbesar
Awan berbentuk tsunami muncul di Bandara Supadio Pontianak. Foto: Tangkapan Layar Instagram @fellimeido_mr
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Gumpalan awan penyerupai gelombang tsunami muncul di sekitar landasan Bandara Supadio Pontianak, Rabu kemarin, 6 April 2022. Fenomena alam ini pun menjadi perhatian penumpang yang akan berpergian.
ADVERTISEMENT
Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Nanang Buchori, menjelaskan fenomena tersebut dinamakan awan Arcus. "Awan arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang, memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang," ungkapnya, Kamis, 7 April 2022.
Fenomena awan arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat serta lembap. Sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang.
Salah satu kondisi yang menyebabkan awan berbentuk gelombang dikarenakan adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke arah daratan. Fenomena awan ini dapat menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Nanang menjelaskan, fenomena awan arcus ini tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis lainnya.
"Keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis," jelasnya.
Sebelumnya awan menyerupai gelombang tsunami ini juga pernah terjadi di beberapa wilayah Kalbar, di antaranya di Meliau, Kabupaten Sanggau pada tahun 2020 dan di Sungai Asam, Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2021.