Bea Cukai Entikong Gagalkan Penyelundupan 295 Ekor Bibit Arwana Red

Konten Media Partner
23 Maret 2019 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bibit arwana jenis red yang disita Bea Cukai Entikong. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Bibit arwana jenis red yang disita Bea Cukai Entikong. Foto: Dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Petugas Bea Cukai Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, menggagalkan upaya penyelundupan 295 ekor bibit ikan Arwana jenis red. 295 ekor bibit arwana red tersebut disita dari Bus Damri tujuan Pontaianak - Kuching, Malaysia, dengan Nomor Polisi KB 7576 S, di PLBN Entikong, Jumat (22/3).
ADVERTISEMENT
Penangkapan tersebut berawal dari pemeriksaan rutin petugas, yang mendapati tiga tas besar di ruangan cargo, tersembunyi di dalam badan bus. Setelah dibongkar, ketiga tas tersebut ternyata berisi 12 bungkusan plastik, berisi bibit ikan Arwana.
Menurut Humas Bea Cukai Entikong, Erif Budhi, Sabtu (23/3), dari hasil penyelidikan awal, ada dua orang yang dimintai keterangan, yakni sopir utama berinisial BS dan sopir cadangan berinisial ZN.
“BS tiba-tiba jatuh pingsan, sebelum masuk ke ruangan penyidik KPPBC Entikong, dan segera kami larikan ke Puskesmas Entikong. Sejam kemudian dinyatakan meninggal oleh tim dokter Puskesmas karena serangan jantung,” ungkap Erif.
Bea Cukai juga menyita bus Damri, yang membawa 295 bibit arwana tipe red di perbatasan Entikong. Foto: Dok Hi!Pontianak.
Saat ini, tim seksi Penindakan dan Penyidikan KPPBC TMP C Entikong melakukan kordinasi dengan Karantina Perikanan Entikong, untuk penanganan barang bukti berupa bibit ikan Arwana, dan Polsek Entikong untuk melakukan kegiatan penyidikan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
“Dan sesegera mungkin dilakukan serahterima Ke BKIPM Entikong, dikarenakan di KPPBC TMP C Entikong tidak ada media penyimpanan ikan yang hidup. Kami khawatir ikan-ikan ini akan banyak yang mati,” kata Erif.
Dari hasil penelusuran Hi!Pontianak, harga bibit ikan Arwana di pasar gelap untuk jenis Red berukuran 10 centimeter mencapai Rp 2 juta per ekor. (Hp4)