BIMP-EAGA 2022 di Pontianak: Sektor Ramah Lingkungan Jadi Isu Utama

Konten Media Partner
24 November 2022 18:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan BIMP-EAGA Bussiness Council (BEBC) di Pontianak. Foto: Dok. Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan BIMP-EAGA Bussiness Council (BEBC) di Pontianak. Foto: Dok. Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Pada pertemuan BIMP-EAGA Bussiness Council (BEBC) yang dilakukan Rabu sore, 23 November 2022, Country Director Indonesia BEBC, Sayid Irwan, mengungkapkan, sektor ramah lingkungan masih menjadi isu utama di empat negara kawasan BIMP-EAGA.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, perubahan dunia ke energi ramah lingkungan membuat ke empat negara kawasan BIMP-EAGA yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Philippines, sudah mampu beradaptasi.
"Sektor ramah lingkungan menjadi isu utama. Apalagi di Indonesia ada Ibu Kota Negara, kawasan itu diharapkan ramah lingkungan. Tentunya dengan perubahan dunia sekarang ke energi ramah lingkungan, kami di empat negara sudah bisa beradaptasi dengan itu. Kita akan mengejar kepada energi yang ramah lingkungan," ujar Sayid Irwan, Country Director Indonesia BEBC.
"Eco toursim masing-masing negara punya. Global dunia shifting sudah berubah menjadi ramah lingkungan. Dari sektor pariwisata akan mengikuti itu (ramah lingkungan)," lanjutnya.
Selain itu, Sayid juga mengatakan masing-masing negara kawasan BIMP-EAGA bekerja sama untuk mempermudah tatanan birokrasi agar dapat menumbuhkan ekonomi di masing-masing negara.
ADVERTISEMENT
"Birokrasi masing-masing negara punya regulasi sendiri-sendiri. Di private sector berusaha mengikuti aturan di setiap negara. Ketika bertransaksi dengan yang lain, maka ada perubahan regulasi yang biasa kita hadapi. Kami berempat di sini merumuskan hal-hal apa yang dapat mempermudah tatanan birokrasi tersebut," ungkapnya.
"Apa saja yang mesti dipangkas, apa yang bisa di subsidi, apa intensif yang bisa kami berikan. Nah, di kawasan timur, Indonesia, dan negara kawasan BIMP-EAGA kita lemah secara ekonomi. Kita sepakat untuk tumbuh bersama dengan bantuan pemerintah masing-masing negara," paparnya.
Sayid juga mengatakan, Indonesia khususnya di Kalimantan memiliki energi besar dengan Ibu Kota Negara (IKN) yang terletak di Kalimantan Timur. Ini menjadi daya tarik daerah Kalimantan dan negara-negara lain untuk dapat berpartisipasi dan berinvestasi untuk menyokong IKN. Selain itu, konsep green environment juga menjadi daya tarik tersendiri.
ADVERTISEMENT
"Kita di Kalimantan mendapat anugrah magnet yang sangat besar, yaitu IKN yang pindah ke Kalimantan. Energi besar ini menjadi daya teman-teman di darah kalimantan dan negara-negara lain yang ingin berpartisipasi dan berinvestasi untuk menyokong IKN. Di dalamnya ada green environment dan sebagainya, itu menjadi daya tarik sendiri. Ini suatu pertanda kita pun perlu beradaptasi dengan green environment," tukasnya.