BMKG Prediksi Cuaca Panas di Kalbar Seminggu ke Depan

Konten Media Partner
26 Mei 2022 13:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Matahari terik cuaca panas. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Matahari terik cuaca panas. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat memprediksi ada potensi cuaca panas menyengat selama seminggu ke depan.
ADVERTISEMENT
"1 minggu ke depan diprakirakan cuaca panas bedengkang, berhemat penggunaan air yaa," tulis akun Instagram @info_bmkg_kalbar.
Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak, Sutikno meminta masyarakat untuk mewaspadai terjadinya karhutla di sebagian wilayah Kalbar karena cuaca panas tersebut.
“Ke depan wilayah Kalbar diprakirakan potensi terjadinya hujan rendah, cuaca akan dominan panas dan sedikit hujan. Sehingga perlu waspada potensi terjadinya karhutla di sebagian besar wilayah Kalbar selama satu minggu ke depan,” ujarnya dalam keterangan, Kamis, 26 Mei 2022..
Berdasarkan data Lapan, dari tanggal 25 Mei 2022 pukul 07.00 Wib sampai dengan 26 Mei 2022 pukul 07.00 Wib, terpantau ada 15 titik panas dari 14 kab/kota.
“Sambas 3 titik hotspot, Mempawah 1, Sanggau 2, Ketapang 0, Sintang 3, Kapuas Hulu 0, Bengkayang 1, Landak 2, Sekadau 3, Kayong Utara 0, Melawi 0, Kubu Raya 0, Pontianak 0, Singkawang 0, Akumulasi titik panas sejak kemarin pukul 07.00 wib,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sutikno mengimbau, masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya karhutla, setidaknya sampai tanggal 10 Juni 2022.
Beberapa wilayah Kalbar bagian barat yang memiliki potensi terjadinya karhutla, di antaranya adalah Sambas, Bengkayang, Singkawang, Mempawah, Pontianak, Kubu Raya, Kayong Utara, dan Ketapang.
Wilayah yang lebih perlu diwaspadai terjadi karhutla adalah di wilayah Kalbar bagian barat, yaitu Sambas, Bengkayang, Singkawang, Mempawah, Pontianak, Kubu Raya, Kayong Utara dan sebagian Ketapang.
“Karena pada wilayah-wilayah tersebut, hingga saat ini tercatat akumulasi curah hujannya lebih rendah dibanding wilayah Kalbar bagian timur,” pungkasnya.