Cegah Karhutla, Polisi di Singkawang Pantau Lokasi Sembahyang Kubur

Konten Media Partner
9 Agustus 2019 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel tim Merpati Polres Singkawang berusaha memadamkan api di Pemakaman Manggis, Singkawang. Foto: Dok Polres Singkawang
zoom-in-whitePerbesar
Personel tim Merpati Polres Singkawang berusaha memadamkan api di Pemakaman Manggis, Singkawang. Foto: Dok Polres Singkawang
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak – Masa ritual sembahyang kubur yang dilakukan oleh warga Tionghoa di Singkawang tahun ini bertepatan dengan cuaca kering dan panas. Hal ini membuat potensi kebakaran hutan dan lahan ikut meningkat.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terjadi di Pemakaman Manggis Singkawang. Sejumlah unit reaksi cepat atau biasa disebut tim Merpati Kepolisian Resor (Polres) Singkawang dan personel Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) setempat harus memadamkan api di kawasan pemakaman tersebut.
Untuk mengantisipasi hal serupa terjadi, Polres Singkawang menyebar personelnya di kawasan pemakaman Tionghoa tersebut. Ini dilakukan untuk mengimbau warga agar memastikan api sisa pembakaran benda-benda yang digunakan dalam ritual sembahyang kubur benar-benar padam, sebelum mereka meninggalkan kompleks pemakaman.
Personel tim Merpati Polres Singkawang berusaha memadamkan api di pemakaman Manggis, Singkawang. Foto: Dok Polres Singkawang
Hal ini disampaikan Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi, saat memantau persebaran hotspot atau titik panas di wilayah Singkawang, di ruang command center Polres Singkawang.
“Meski demikian, yang terpenting dalam rangka pencegahan karhutla, masyarakat yang melakukan ritual tetap sembahyang kubur, namun tetap wajib menjaga apinya, jangan sampai merembet ke lahan lainnya,” kata Raymond, kepada wartawan di Singkawang, Jumat (9/8).
ADVERTISEMENT
Menurut Raymond, ini juga menjadi perhatian pihaknya, agar jangan sampai api usai ritual sembahyang kubur tidak dijaga, dan berpotensi bersinggungan dengan hukum.
“Untuk proses sembahyang kubur memang ada budaya di ritual, beberapa alat dibakar,” ujar Raymond.
Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi, memantau persebaran titik api di wilayah Singkawang. Foto: Dok Polres Singkawang
Selain itu, tambah Raymond, pihaknya bersinergi dengan instansi lain, seperti TNI, BPBD, dan Manggala Agni. Selain itu pihaknya juga telah melakukan upaya pre-emtif dan preventif untuk mencegah terjadinya karhutla di wilayah Singkawang.
“Setiap lahan yang terbakar akan kami panggil pemiliknya. Terkait hotspot yang cukup rendah di Singkawang, tentu saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada masyarakat Singkawang. Sejauh ini, hanya ada enam lokasi kebakaran hutan dan lahan, dalam skala kecil, yang berhasil cepat dilokalisir di wilayah Kota Singkawang,” kata Kapolres. (hp1)
ADVERTISEMENT