news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Lasarus Bujuk Jokowi Beli Jaket Bomber Tenun Ikat Khas Dayak

Konten Media Partner
10 Desember 2021 10:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus bersama Presiden Jokowi saat meresmikan Bandara Tebelian Sintang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus bersama Presiden Jokowi saat meresmikan Bandara Tebelian Sintang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Sintang - Potret Presiden RI Joko Widodo mengenakan jaket bomber dari tenun ikat khas Dayak saat peresmian Bandara Tebelian di Kabupaten Sintang, Rabu, 8 Desember 2021, viral di medsos.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus bercerita, saat itu dirinya ikut membujuk Presiden Jokowi agar membeli produk khas Sintang tersebut.
“Awalnya, Pak Pratik bisikin saya. Pak Lasarus, coba bujuk Pak Jokowi agar pakai jaket bomber tenun ikat. Lalu saya bilang ke Pak Presiden. Pak Presiden, mohon tolonglah pakai ini. Jaket ini bagus, boleh dipakai,” cerita politisi asal Paoh Desa Kecamatan Kayan Hilir saat dirinya membujuk Presiden, Jumat, 10 Desember 2021.
Setelah itu, Lasarus dan sejumlah menteri yang mendampingi Jokowi bersama-sama membujuk Presiden agar memakai jaket bomber khas Dayak dengan motif manok (ayam) tersebut.
Presiden Joko Widodo beli jaket Bomber khas Sintang saat kunjungan kerja ke Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Rabu (8/12). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
“Akhirnya, kami semua keroyokan. Semua membujuk Pak Presiden agar memakai jaket itu. Saat itu, ada saya, Pak Budi Karya (Menhub), Pak Pratikno dan Pak Basuki (Menteri PUPR). Kami tektok-tektokan, cukup lama membujuknya. Beliau mutar-mutar keliling stand dulu. Tidak langsung mau memakainya. Setelah itu, barulah beliau setuju buka jaketnya. Kemudian ganti dengan jaket bomber khas Dayak yang dijual di stand itu,” ungkap Lasarus.
ADVERTISEMENT
Jaket bomber khas Dayak dari tenun ikat yang dipakai Jokowi, ditenun oleh Mapung, dari Desa Umin Jaya Kecamatan Dedai. Proses tenun menjadi kain utuh, masih menggunakan cara tradisional, yakni ditenun menggunakan tangan.
“Umin itu itu kampung ibu saya. Ibu saya lahir dan besar di situ. Setelah itu berkeluarga ke Paoh Desa, Kecamatan Kayan Hilir,” ujarnya.
“Bapak saya, keturunan orang Umin juga. Bibi-bibi saya banyak di Umin Jaya dan bikin tenun ikat. Mereka bersama-sama dengan Ibu Mapong, dibina oleh Yayasan Kobus,” pungkasnya.