Cerita Mahasiswa asal Kalbar Selama Dikarantina di Natuna

Konten Media Partner
17 Februari 2020 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nurus Soffia Perwira Putri, mahasiswa asal Pontianak yang terdampak isu corona dan sempat menjalani karantina. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Nurus Soffia Perwira Putri, mahasiswa asal Pontianak yang terdampak isu corona dan sempat menjalani karantina. Foto: Dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Usai melalui proses karantina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau, akhirnya sebanyak 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dipulangkan ke daerah asal masing-masing, Minggu (16/2).
ADVERTISEMENT
Mereka harus melalui proses karantina. Mengingat, WNI tersebut baru saja kembali dari China, yang diketahui sebagai negara asal berkembangnya virus corona.
Dari 238 WNI yang dipulangkan tersebut, empat diantaranya merupakan warga Kalimantan Barat, yang berstatus sebagai mahasiswa. Mereka adalah Syarifah Nurus Soffia Perwira Putri (Pontianak), Abdul Basith (Pontianak), Sumiyati (Singkawang) dan Wahyu (Sintang). Keempatnya kini sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk dikembalikan kepada keluarga yang bersangkutan.
Syarifah Nurus Soffia Perwira Putri bersama ratusan mahasiswa lainnya bisa pulang berkat kerjasama antara mahasiswa Indonesia yang bersekolah di China dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di Tiongkok.
Sejumlah keluarga dan kerabat menunggu WNI yang selesai obervasi virus corona dari Natuna di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
“Kesulitan untuk pulang sih tidak ada. Hanya saja yang sedikit repot mengurus surat izin keluar, karena harus lewat rangkaian yang panjang,” jelasnya, Senin (17/2).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kondisi Wuhan tampak sepi dan minim aktivitas. Mengingat adanya perintah dari pemerintah China untuk warga di sekitar Wuhan agar mengurangi aktivitas di luar rumah.
Soffia menceritakan, bahwa selama perjalanan dari asrama ke bandara di Wuhan, ia bersama rombongan mahasiswa yang pulang lainnya harus melewati rangkaian yang panjang. Setidaknya ada 5 sampai 6 kali dilakukan pemeriksaan sepanjang perjalanan untuk memastikan semua yang pulang dalam keadaan benar-benar sehat, terutama dari demam tinggi.
“Sepanjang perjalanan setiap ada pos-pos tertentu harus cek kesehatan, terutama suhu badan. Jadi di China sebelum terbang ke Indonesia, mungkin ada lima sampai enam kali cek termo,” katanya.
Sesampainya di Indonesia, ia menjelaskan pertama kali diturunkan di Batam baru kemudian diterbangkan lagi menuju Natuna untuk melakukan karantina guna memastikan bahwa kesemua WNI tersebut dalam keadaan sehat dan bebas dari virus corona. Di sana, kata dia, rombongan disambut oleh berbagai pihak, seperti anggota TNI dan Polri, Kemenkes, KBRI, dan Kemenlu.
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
Soffia menceritakan, proses karantina yang berlangsung selama 14 hari di Natuna. Ia mengatakan, berbagai pola hidup sehat juga disiplin diterapkan kepada seluruh WNI yang baru saja pulang dari negeri tirai bambu tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa aktivitas yang dilakukan seperti wajib bangun pagi, membersihkan tenda, membersihkan lingkungan sekitar, menyediakan dan merapikan tempat makan, senam, sarapan, serta melakukan cek kesehatan dengan melakukan termo dua kali sehari, pagi dan malam yang dilakukan rutin selama 14 hari proses karantina.
“Baru sampai Natuna sudah dikasih tahu tidak boleh lihat media sosial dan diminta untuk tenang dan tidak takut. Warga di sana memang beberapa kali ada melakukan demo, namun seiring berjalannya waktu mereka sangat welcome dan bahkan ketika mau pulang mereka menyempatkan datang untuk menyampaikan salam hangat sebagai tanda perpisahan,” terangnya.
Ibunda Soffi, Titik Harjito seakan tak bisa menutup rasa senangnya ketika mengetahui anaknya sudah pulang dan dinyatakan negatif dari virus corona, usai melalui proses karantina. Ia pun mengaku sangat bersyukur bahwa putri bungsunya tersebut pulang dalam keadaan sehat dan selamat.
ADVERTISEMENT
“Saya juga ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak terkait yang turut membantu, sehingga anak saya (Soffi) bisa pulang dalam keadaan sehat,” tuturnya.