Cerita Warga Sintang, Kalbar, Bangun Jembatan Apung Secara Swadaya

Konten Media Partner
7 Februari 2020 19:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beginilah kondisi jembatan apung Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu. Foto: Dok. Andon
zoom-in-whitePerbesar
Beginilah kondisi jembatan apung Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu. Foto: Dok. Andon
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Cerita miris mengenai potret pembangunan di daerah perbatasan masih jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah. Mengingat, banyak daerah belum menikmati infrastruktur dasar layak yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
ADVERTISEMENT
Contohnya di Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu yang berbatasan dengan Malaysia. Agar akses transportasi lancar dan lebih cepat, mereka membangun jembatan secara swadaya.
Jembatan tersebut dibangun menggunakan bahan dasar kayu di atas Sungai Ketungau 2019. Pembangunan dua kali dilakukan. Pembangunan pertama, jembatan rusak. Warga kemudian membangun ulang jembatan. Namun, dengan konsep jembatan apung yang bertahan hingga sekarang.
Bungu, Tokoh masyarakat Desa Sebadak berharap pembangunan jembatan ditindaklanjuti oleh pemerintah. “Kami berharap sebelum Pilkada sudah ada kepastian dibangun. Minimal tiang pertama sudah ditancap lah,” harapnya.
Kondisi jembatan apung Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu. Foto: Dok. Andon
Ia menegaskan, jembatan Sebadak sangat diperlukan oleh masyarakat. Khususnya seluruh masyarakat Kecamatan Ketungau Hulu. “Pembangunan jembatan permanen bukan untuk Sebadak saja. Tapi untuk seluruh masyarakat Ketungau Hulu. Terserah mau dibuat jembatan beton atau jembatan gantung, kami berharap bisa dibangun,” ujarnya, Jumat (7/2).
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, jembatan memang sempat dua kali dibangun. Pertama dengan menggunakan tiang, kemudian putus. “Masyarakat kemudian membangun ulang jembatan karena sangat diperlukan. Dibuatlah dengan adanya pelampung. Tapi, sebagus-bagusnya jembatan yang dibangun masyarakat, tentu tidak terlalu kuat. Makanya, kami minta kepastian untuk dibangun jembatan permanen,” ucapnya.
Sementara itu, Kapala Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Kabupaten Sintang, Andon mengatakan, bahwa pemerintah sangat mengapresiasi upaya masyarakat membangun jembatan secara swadaya. Ia mengaku, dirinya sudah datang langsung ke lokasi jembatan di Desa Sebadak dan berbincang langsung dengan masyarakat belum lama ini.
“Belum lama ini, saya datang ke Musrenbang Kecamatan Ketungau Hulu. Kemudian diajak ke Sebadak untuk mendengar aspirasi warga. Jadi, saya sebagai perantara agar menyampaikan ke Bupati Sintang terkait pembangunan jembatan Sebadak,” ungkapnya.
Masyarakat berharap segera dibangun jembatan permanen. Foto: Dok. Andon
Ia mengatakan, jembatan Sebadak awalnya dibangun saat air surut untuk digunakan pelajar SMP menyeberang. Meski demikian, kata Andon, jembatan Sebadak pada sangat diperlukan oleh belasan desa di Kecamatan Ketungau Hulu.
ADVERTISEMENT
“Dengan adanya Jembatan Sebadak, masyarakat tidak perlu lagi jalan memutar lewat Senaning (Ibu Kota Kecamatan Ketungau Hulu). Dengan melewati jembatan Sebadak, perjalanan akan lebih singkat,” bebernya.
Ia mengatakan, desa-desa yang terhubung dengan jembatan Sebadak diantaranya Sungai Pisau, Engkeruh, Sebuluh, Sebetung Paluk, Sungai Kelik, Jasa, Rasau, Idai, Riam Sejawak serta Nanga Bayan. “Semua akses desa tersebut melewati itu,” ujarnya.
Kepala BPP Sintang, Andon ketika berkunjung ke Jembatan Sebadak dan mendengar aspirasi masyarakat terkait pembangunan jembatan. Foto. Dok. Andon
Dikatakan Andon, usulan agar jembatan Sebadak dibangun permanen sudah disampaikan masyarakat sejak Bupati Sintang dijabat Simon Jalil dan Milton Crosby. “Sekarang, harapannya ke Pak Bupati Jarot Winarno,” ucapnya.
Andon menegaskan, pemerintah berkomitmen menindaklanjuti aspirasi masyarakat mengenai pembangunan Jembatan Sebadak. “Pak Bupati kita komitmen untuk itu. Hanya, sampai saat ini belum ada kepastian dari pemerintah pusat. Tapi, pak Bupati sudah mengatakan bahwa akan diusahakan tahun ini melalui pusat. Jiwa terwujud, rencananya yang akan dibangun adalah jembatan gantung,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, jembatan Sebadak memiliki bentang 120 meter. Jika pemerintah ingin membangun, masyarakat sudah merelakan tanah maupun aset untuk dibangun jembatan permanen. “Apapun itu masyarakat rela berkorban, yang penting jembatan dibangun,” pungkasnya.