Dampak Karhutla di Kalbar: 123 Warga Idap ISPA, 30 Lainnya Kena Diare

Konten Media Partner
8 Agustus 2019 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak mengalami gangguan pada saluran pernapasan. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak mengalami gangguan pada saluran pernapasan. Foto: Dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Selama selama bulan Agustus 2019, tercatat sudah ada sekitar 123 pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang berobat di Puskesmas Sungai Durian, Jalan Adisucipto, Kabupaten Kubu Raya, sedangkan 30 orang lainya menderita diare. Mereka yang terserang penyakit ini mulai dari anak-anak dan orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diakibatkan karena Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalimantan Barat. Tebalnya kabut asap mengharuskan masyarakat Kalbar menjaga kesehatan lebih intens, terutama saluran pernapasan.
"ISPA dan diare memang penyakit yang dipantau terus perkembangannya oleh pemerintah. Kalau dengan kondisi sekarang ini, yang hampir 1 bulan tidak ada hujan, memang sudah cukup banyak pasien yang berobat karena ISPA, namun peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan," ungkap Yudi Paulian Heriwibowo, Kepala Puskesmas Sungai Durian pada Kamis (8/8).
Yudi Paulian Heriwibowo, Kepala Puskesmas Sungai Durian. Foto: Teri
Pasien yang datang berobat tersebut memiliki keluhan yang sama seperti sakit asma. "Kunjungan pasien ke Puskesmas Sungai Durian dengan keluhan sesak, karena ISPA itu menyebar. Ada anak-anak dan dewasa. Tapi tidak menutup kemungkinan lansia juga bisa terjangkit ISPA," kata Yudi
ADVERTISEMENT
Puskesmas Sungai Durian melayani rawat jalan dan gawat darurat bagi pasien. Foto: Teri
Puskesmas Sungai Durian juga memfasilitasi rawat jalan dan UGD 7x24 jam dalam penanganan kesehatan. Yudi juga mengatakan, rumah sakit telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kubu Raya, untuk melakukan penyuluhan dan pembagian masker kepada masyarakat.
"Terkait meningkatnya kabut asap di wilayah kita, pasti kita mempromosikan kepada masyarakat untuk bisa menjaga diri, kemudian mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak diperlukan. Kalau memang harus ke luar rumah, harus pakai masker. Kita juga sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk membagikan masker ke masyarakat," tutup Yudi. (hp8)
Ilustrasi bayi terkena ISPA Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru