Dikenakan Kapolri, Ini Fakta Tenun Corak Insang Khas Pontianak

Konten Media Partner
26 Februari 2019 21:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Kalbar mengalungkan syal bermotif corak insang kepada Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian saat tiba di bandara Supadio Pontianak, Selasa (26/2). Foto: Humas Polda Kalbar
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Kalbar mengalungkan syal bermotif corak insang kepada Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian saat tiba di bandara Supadio Pontianak, Selasa (26/2). Foto: Humas Polda Kalbar
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kedatangan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian di Pontianak disambut dengan pengalungan kain corang insang, oleh Gubernur Kalbar.
ADVERTISEMENT
Nah, kira-kira ada yang tau nggak corak insang itu apa? Dan berasal dari mana ya?
Corak insang merupakan tenunan tradisional masyarakat Melayu Kota Pontianak yang dikenal pada masa Kesultanan Kadriah pada saat pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman Al Qadrie tahun 1771 hingga sekarang. Corak Insang mulanya hanya digunakan oleh para kaum bangsawan di Istana Kadriah.
Tenun corak insang pada jamannya memiliki fungsi sebagai penunjuk identitas status sosial bagi satu keluarga atau kelompok dalam kehidupan bermasyarakat maupun pertemuan antar kerajaan serta sebagai tolak ukur keterampilan anak gadis pada masa lampau.
Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian saat tiba di Pontianak, Selasa (26/2), Foto: Humas Polda Kalbar.
Dan juga berfungsi sebagai barang persembahan atau cindera mata kepada raja, terutama pada hari keputraan (ulang tahun), sebagai barang hantaran atau pengiring pengantin dan antar sirih pinang pada upacara pernikahan serta upacara-upacara tradisional lainnya. Dalam upacara pernikahan, kain tenun Corak Insang digunakan sebagai pelengkap pada kain Telok Belangga yang dikenakan oleh kaum laki-laki, sedangkan bagi kaum perempuan digunakan sebagai baju kurung.
ADVERTISEMENT
Untuk penamaan kain Corak Insang sendiri, sebetulnya terinspirasi dari insang ikan, yang juga mengandung makna filosofis di dalamnya. Makna filosofis tersebut antara lain menggambarkan alat kehidupan, yaitu pernapasan pada ikan. Ini mengandung makna sebagai hasil akal-budi untuk menunjang kehidupan. Kemudian mengandung pengertian sebagai bagian dari kehidupan masyarakat pesisir yang mendiami sepanjang aliran Sungai Kapuas yang dikenal luas sebagai nelayan.
Sekarang ini, kain corak insang pun tidak hanya digunakan pada acara-acara tradisional tertentu. Mulai dari pegawai negeri sipil hingga murid sekolah pun mengunakan baju bercorak insang ini. Bahkan, corak insang telah menjadi identitas Kota Khatulistiwa. Dan bahkan beberapa designer dari Kota Pontianak mulai memadu-padankan corak insang ini ke dalam design pakaiannya dan dipamerkan hingga ke tingkat nasional dan internasional.
ADVERTISEMENT
Kunjungan Kapolri kali ini untuk melihat kesiapan Polda Kalbar dalam menghadapi Pemilu 2019 dan persiapan memasuki musim kemarau yang akan menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan. (hp6)