Dinas PUPR Beri Penjelasan Soal Heboh Kerusakan Jalan di Tumbang Titi-Jelai Hulu

Konten Media Partner
24 Mei 2022 15:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat berat dinas PUPR Kalbar mulai dikerahkan untuk memperbaiki kerusakan jalan Tumbang Titi - Tanjung di Ketapang. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Alat berat dinas PUPR Kalbar mulai dikerahkan untuk memperbaiki kerusakan jalan Tumbang Titi - Tanjung di Ketapang. Foto: Dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalimantan Barat memberikan penjelasan terkait hebohnya kondisi ruas Jalan Tumbang Titi - Tanjung (Jelai Hulu) di Kabupaten Ketapang, Kalbar.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala Dinas PUPR Kalbar, Iskandar Zulkarnaen, menegaskan, penanganan ruas Jalan Tumbang Titi - Tanjung sudah menjadi perhatian Gubernur Kalbar, Sutarmidji, sejak awal menjabat.
"Ini ditunjukkan dengan alokasi anggaran penanganan peningkatan jalan pada ruas jalan tersebut yang setiap tahun dianggarkan Pak Gubernur," jelas Iskandar, Selasa, 24 Mei 2022.
Berdasarkan data, kata Iskandar, ruas jalan tersebut pada tahun 2019 dianggarkan sebesar Rp 9,3 miliar untuk menangani sepanjang 3 kilometer.
Tak berhenti sampai di situ, Pemprov Kalbar kembali mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,3 miliar pada tahun 2020 untuk menangani ruas jalan tersebut sepanjang 700 meter.
Penurunan alokasi anggaran tersebut dikarenakan adanya Pandemi COVID-19, sehingga terjadi pemangkasan anggaran di semua sektor.
Lalu pada tahun 2021, penanganan ruas jalan tersebut kembali dianggarkan sebesar Rp 10,75 miliar untuk menangani sepanjang 3,1 kilometer.
ADVERTISEMENT
"Kemudian pada tahun 2022 ini jalan tersebut kembali dianggarkan sebesar Rp 11,6 miliar untuk menangani sepanjang 2,9 kilometer dan saat ini sedang proses pelaksanaannya,” lanjut Iskandar.
Iskandar mengatakan, dari data tersebut dapat menggambarkan bahwa jalan tersebut ditangani secara bertahap dengan anggaran yang terbatas. Sehingga capaian target pada ruas jalan sepanjang 32 kilometer itu menjadi lamban.
Dengan kondisi tersebut, Iskandar berharap ada kolaborasi dari semua pihak terutama perusahaan perkebunan untuk responsif terhadap kerusakan jalan tersebut.
Pihaknya berharap perusahaan perkebunan ikut menjaga agar jalan-jalan yang masih berupa tanah jangan sampai menjadi kubangan lumpur dikarenakan muatan yang berlebih, ditambah dengan intensitas lalu lintas pada saat musim hujan.
Sebab sampai saat ini, kata Iskandar, pihak perusahaan perkebunan masih kurang peka dengan kondisi jalan yang mereka lalui dan belum ada kontribusi nyata dari perusahaan perkebunan tersebut dalam pemeliharaan jalan.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan yang membuat jalan rusak adalah mereka yang menjejali dengan angkutan melebihi beban jalan yang ditentukan," ungkapnya.
Pihaknya juga berharap ada dukungan dari Pemerintah Pusat dalam mendukung anggaran peningkatan jalan di Provinsi Kalimantan Barat. Mengingat anggaran Pemerintah Provinsi sangat terbatas dalam menyelesaikan permasalahan infrastruktur jalan dan harus dibagi 14 Kabupaten Kota.
"Kami berharap sekali peran Pemerintah Pusat dalam mendukung anggaran peningkatan jalan di Provinsi Kalimantan Barat," tukasnya.