Epidemiolog: Setelah Dapat Vaksin, Kita Tetap Harus Disiplin Protokol Kesehatan

Konten Media Partner
4 Desember 2020 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Syahriza Syarif, Ahli Epidemiologi FKM UI bersama Theodorus Jodimarlo, Pengusaha Travel & Juice Pakcoy menjadi pembicara dalam dialog produktif bertema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan COVID-19 di Jakarta. Foto: Dok. KPCPEN
zoom-in-whitePerbesar
Syahriza Syarif, Ahli Epidemiologi FKM UI bersama Theodorus Jodimarlo, Pengusaha Travel & Juice Pakcoy menjadi pembicara dalam dialog produktif bertema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan COVID-19 di Jakarta. Foto: Dok. KPCPEN
ADVERTISEMENT
Epidemiolog: Setelah Dapat Vaksin, Kita Tetap Harus Disiplin Protokol Kesehatan
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Saat ini pemerintah tengah berupaya menghadirkan vaksin guna menekan kasus COVID-19. Namun, bukan berarti setelah hadir vaksin nantinya lantas memberiakn kelonggaran bagi masyarakat, terutama menerapkan protokol kesehatan 3M; memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun.
"Saya kira bahkan setelah kita mendapat vaksin pun, untuk jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun pun, kita tetap harus disiplin protokol kesehatan," kata Syahrizal Syarif, Ahli Epidemiologi FKM UI dalam Dialog Produktif dengan tema 'Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan COVID-19' yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis, 3 Desember 2020.
Menurutnya, vaksin membutuhkan waktu untuk menciptakan kekebalan dalam tubuh seseorang. Selain itu, tidak mungkin seluruh masyarakat akan dapat langsung divaksinasi karena proses pemberian vaksin bertahap.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan, meskipun saat ini ada puluhan vaksin, namun dari tahun 1940-an, dunia mencatat kemunculan 365 penyakit baru dan hanya satu penyakit yang dapat tereradikasi (musnah), yaitu cacar (smallpox). "Kita bisa mampu menghilangkan smallpox dari muka bumi, itu karena kita mendeteksi, men-tracing, mengkarantina. Jadi, semua termasuk 3M adalah satu paket. Langkah terpadu menghadapi wabah," jelasnya.
Ia melanjutkan, kehadiran vaksin yang lebih cepat dari biasanya adalah hal normal karena kemampuan para peneliti didukung kemajuan teknologi. Para peneliti dunia, kata dia, dapat mengidentifikasi COVID-19 hanya dalam 7 hari dan sangat jauh jika dibandingkan dengan penelitian pada penyakit HIV/AIDS yang butuh waktu 2 tahun.
"Ini menunjukkan saat ini sebetulnya dunia cukup baik. Sudah maju sekali dalam bidang virologi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan fakta tersebut, Syahrizal meminta masyarakat tak perlu khawatir dengan keamanan vaksin, karena hal itu merupakan syarat utama dalam pembuatannya. "Tidak boleh dilakukan uji klinik tiga, kalau uji klinik satu dan dua tidak lolos," ungkapnya.
Sambil menunggu tahapan vaksinasi, Syahrizal menilai, penerapan protokol kesehatan sebagai salah satu upaya pencegahan penularan sudah cukup. Sayangnya, tingkat kepatuhan masyarakat masih sangat rendah. Jadi, tetap disiplin lakukan protokol kesehatan 3M guna mencegah penyebaran dan penularan COVID-19.