Gedung PABSI dan Lapangan Softball Kalbar Tak Lagi Jadi Tempat Tinggal

Konten Media Partner
13 Mei 2022 14:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung PABSI dan Lapangan Softball Kalbar Tak Lagi Jadi Tempat Tinggal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Kalimantan Barat, Windy Prihastari, melakukan tindak lanjut terkait pengosongan tiga mes tempat olahraga yang dijadikan sebagai tempat tinggal, di kawasan GOR Khatulistiwa Pontianak, pada Jumat, 13 Mei 2022.
ADVERTISEMENT
Windy melakukan peninjauan ke mes PABSI, softball, dan billiard. Pada saat turun ke lapangan, sempat terjadi perdebatan dengan pelatih di mes PABSI. Namun akhirnya, kata Windy, perdebatan tersebut diselesaikan dengan damai dan mes tersebut akan segera dikosongkan sebagai tempat tinggal.
“Jadi hari ini kita langsung turun ke lapangan dalam rangka tindak lanjut surat pemberitahuan yang telah kita keluarkan kepada PABSI, softball, serta billiard. Dalam surat tersebut menyampaikan pada 13 Mei mereka harus mengosongkan dan memberhentikan aktivitas sebagai tempat tinggal. Ini yang kita garisbawahi, memberhentikan kawasan sebagai tempat tinggal. Kami tidak pernah memberhentikan untuk aktivitas olahraga, berlatih maupun pembinaan olahraga di sana, itu tidak pernah,” tegas Windy.
Upaya tersebut dilakukan, untuk merapikan sarana dan pra sarana di kawasan GOR Khatulistiwa, dan membuat atlet nyaman saat latihan.
ADVERTISEMENT
“Justru kami ingin merapikan sarana dan prasarana di kawasan Gelora Khatulistiwa, dimana pengguna asetnya adalah Disporapar Kalbar, untuk kepentingan peningatan prestasti atlet dan masyarakat, agar bisa berolahraga dengan nyaman,” terangnya.
Windy menyebutkan, bahwa pihaknya tidak mengusir pelatih yang tinggal di mes PABSI tersebut, namun ia hanya mengimbau agar tidak ada aktivitas berupa tempat tinggal di mes tersebut.
“Jadi kita tadi sudah sama-sama pergi ke mes PABSI, kita juga berdiskusi dengen Ketua Pengprov PABSI, saya berkali-kali menyampaikan, kami tidak meminta untuk keluar, bahkan tidak meminta untuk tidak melatih. Justru kami mendorong agar lebih aktif dan semangat untuk melatih atlet, khususnya angkat besi di Kalbar, untuk tetap melaksanakan aktivitas keolahragaan di sana,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pengosongan ,ess sebagai tempat tinggal tersebut berdasarkan prosedur dan mekanisme yang ada. Para pelatih tetap dapat melatih, serta tinggal di sana selama waktu TC.
“Namun di bawah mekanisme Disporapar Kalbar, selaku pengguna aset. Tetap bisa tinggal di sana pada waktu TC dan lainnya, namun ada prosedur yang harus di ikuti. Biarkan kami yang mengelola aset tersebut dalam pelaksanaan dan pemanfaatannya,” jelasnya.
Sementara itu, pelatih kepala Pengda PABBSI, Achmadi Umar, menunjukkan surat kuasa yang ia dapat pada tahun 2005, untuk bertanggung jawab menempati, merawat, serta menanggung semua beban pembiayaan yang diperlukan. Namun kata Windy, surat kuasa tersebut menurut Biro Hukum sudah tidak berlaku.
“Tadi kita sudah sama-sama melihat surat tersebut bersama Biro Hukum, bahwa di surat tersebut menunjuk yang bersangkutan, tetapi yang menunjuk sebagai ketua Pengprov. Ketika peralihan antara KONI ke Pemprov Kalbar dalam pengelolaan aset berdasarkan informasi dari Biro Hukum itu sudah tidak lagi berlaku,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan jika pelatih tersebut pindah dari Kalbar, kata Windy pihaknya memiliki mitra dalam pembinaan prestasi atlet di KONI, dan disabilitas di NPS, serta olahraga rekreasi di FORMI.
“Kami tetap menekankan, kami tidak pernah menyuruh untuk keluar dari sini (Kalbar). Bahkan alat olahraga juga akan dikeluarkan, itu tidak kami rekomendasikan, karena alat olahraga itu untuk kepentingan atlet berlatih dan itu atas nama Pengprov PABSI,” lanjut Windy.
Selanjutnya, jika nantinya mes tersebut kosong, pihaknya akan mencarikan upaya untuk menjaga alat-alat latihan tersebut dengan mekanisme piket harian.
“Jadi silakan, alat olahraga di sana. Yang kami tekankan, yakni pemberhentian aktivitas sebagai tempat tinggal. Itu yang kami tekankan, tidak ada yang lain. Di sana ada mes, mekanismenya untuk yang menjaga. Tetapi tidak untuk tempat tinggal sebagai rumah pribadi. Mekanisme dalam penjagaan kita memiliki solusi seperti piket harian atau lainnya,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk penghuni yang tinggal di lapangan softball, kata Windy, sangat kooperatif, dan akan pindah setelah Idul Fitri, dan saat ini mereka sedang siap-siap untuk pindah.
“Untuk yang soft ball mereka memang dari awal, usai Idul Fitri akan keluar, dengan relaksasi waktu yang kami berikan juga sudah cukup panjang. Mereka tadi sudah berkemas, dan kita sangat menghargai kerjasama tersebut. Tapi tetap saja, kami sampaikan setelah tanggal 13 Mei, kami harus melanjutkan mekanisme selanjutnya, secara administrasi SP 1, 2 dan 3. Hingga nantinya kami turun kembali untuk merapikan di lapangan,” ucapnya.
Sedangkan di Billiard Sport Center sudah tak ada penghuni yang tinggal di sana, namun terpantau masih ada aktivitas bisnis (penyewaan tempat billiard).
ADVERTISEMENT
“Untuk billiard, seperti komitmen yang mereka sampaikan ke kami, mereka akan membongkar dari depan hingga setengah bangunan tersebut. Namun yang di belakang mereka meminta waktu, dan itu sudah di sampaikan ke KONI sebagai tempat latihan dalam pelaksanaan Porprov. Maka setelah Porprov di November mendatang maka mereka akan membongkar semuanya,” tukasnya.