Gubernur Kalbar Wacanakan Siswa SMA/SMK Tak Wajib Pakai Seragam Sekolah

Konten Media Partner
11 Juli 2020 8:36 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi siswa. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi siswa. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mewacanakan siswa SMA/SMK tidak wajib menggunakan seragam sekolah selama satu tahun masuk sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk meringankan beban orang tua siswa yang terdampak COVID-19 atau corona virus.
ADVERTISEMENT
Sutarmidji juga memfokuskan di bidang pendidikan di tengah pandemi COVID-19 agar pendidikan di Kalbar bisa berjalan dengan baik tanpa memberatkan siswa maupun orang tua. Selain itu, upaya tersebut merupakan bentuk toleransinya terhadap orang tua siswa yang perekonomiannya saat ini sedang tidak stabil.
Midji, sapaan Sutarmidji juga mewanti-wanti Kepala SMA dan SMK Negeri agar tidak meminta biaya daftar ulang bagi siswa baru. Sementara, untuk SD dan SMP menjadi kewenangan Bupati dan Wali Kota.
"Jangan paksa murid untuk membeli pakaian seragam dari sekolah. Sekolah mau jual boleh, tapi jangan memaksa siswa untuk membeli biarkan mau beli dari luar pun boleh," kata Midji, Sabtu (11/7).
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Midji bahkan mengancam akan mengganti kepala sekolah yang ketahuan memungut biaya daftar ulang. "Kalau ada kepala sekolah yang melakukan pungutan daftar ulang, maka duitnya saya suruh kembalikan dan kepala sekolah saya ganti. Kemudian, kalau misalnya jual pakaian harga lebih mahal, lebih dari pasaran dan harus wajib beli juga akan kena," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Langkah ini dilakukan Midji mengingat kondisi ekonomi orang tua siswa yang terdampak karena pandemi COVID-19. "Kita harus mikirlah bayar uang sekolah ada yang sampai Rp 1,6 juta, kan tidak penting juga kenapa harus beli seragam dua pasang dan batik sekolah juga belum perlu," ucapnya.
Midji juga meminta agar semua kepala sekolah untuk berinovasi di tengah kondisi COVID-19 dan dapat menyesuaikan kondisi masyarakat saat ini.
"Jadi tidak perlu dulu seperti pakai batik sekolah seharusnya tidak perlu untuk beli seragam dua stel dulu. Kalau saya baru ada wacana tapi belum putusan bahwa untuk satu tahun sekolah tidak perlu pakai seragam dulu," pungkasnya.