Gula Aren Jadi Komoditas Andalan Ekspor Kalbar ke Malaysia Usai Pandemi Corona

Konten Media Partner
19 Mei 2022 14:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Raden Sigit Witjaksono. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Raden Sigit Witjaksono. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Selama pandemi COVID-19, lalu lintas perdagangan ekspor dari Kalbar ke Malaysia berada di angka nol. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Raden Sigit Witjaksono, mengungkapkan, pihaknya berencana akan melakukan ujicoba pengiriman gula aren, pada bulan Mei 2022.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Pos Lintas Batas Negra (PLBN) di Kalbar telah dibuka sejak 1 April 2022, namun hanya untuk para pelintas, seperti Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan kendaraan pribadi dengan izin.
“Karena kebutuhan sudah ada makanya untuk informasi, ada kemungkinan dalam bulan ini (Mei) akan diusahakan untuk trial pengiriman pertama dalam 1 truk dari kita yaitu berupa gula aren. Akan dimulai uji coba dalam bulan ini kalau berhasil itu bisa akan menjadi mengawali lalu lintas komoditi perdagangan dari dua sisi,” jelas Raden Sigit kepada awak media, Kamis, 19 Mei 2022.
Ia berharap, agar lalu lintas umum, dan komoditi perdagangan dua sisi ini, dapat aktif kembali agar perekonomian dapat kembali pulih.
“Secara bertahap sejak April pintu Entikong Tebedu itu sudah berlangsung untuk lalu lintas orang, dan kendaraan pribadi. Harapan kedepan yang bisa diaktivasi lagi pada lalu lintas kendaraan umum dan barang. Mudah-mudahan dari 2 sisi bisa dipersiapkan. Mudah-mudahan smua pihak stakeholder bisa bersatu untuk mempersiapkan,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengupayakan agar aktivitas perdagangan ekspor ke Malaysia dapat kembali seperti situasi semula, sebelum pandemi COVID-19.
“Sudah dibukanya PLBN itu mulai 1 April 2022 kemarin perdagangan masih belum lancar itu yang akan kita upayakan agar seperti semula, kemudian peningkatan kapasitas pelayanan di sana dan sebagainya,” kata Midji.
Midji juga menyayangkan terkait mobil dari Malaysia yang harus mengeluarkan biaya ketika masuk ke Kalbar. Hal tersebut menurut Midji, menjadi hambatan terkait pertumbuhan perekonomian.
“Untuk perdagangan sebetulnya tidak ada hambatan hanya masalah mobil Malaysia masuk ke kita bayar (pendapatan negara bukan pajak), itu kalau menurut saya menjadi penghambat, kalau dulu mobil Malaysia masuk ke Kalbar kan banyak, sekarang tidak ada karena tadi itu bayar sekian ratus ribu, belum lagi urusannya bertele-tele, sedangkan mobil kita masuk kesana tidak ada bayar sama sekali,” tukasnya.
ADVERTISEMENT