news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Habitat Terusik, Orang Utan Masuk ke Kebun Warga di Ketapang, Kalbar

Konten Media Partner
27 Januari 2020 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa kondisi orang utan di Ketapang, Kalbar. Foto: Dok. BKSDA Ketapang
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa kondisi orang utan di Ketapang, Kalbar. Foto: Dok. BKSDA Ketapang
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Seekor orang utan masuk ke kebun warga di Dusun 4, Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Masuknya orang utan ke kebun warga diduga karena habitatnya terusik pertambangan dan illegal logging.
ADVERTISEMENT
Redanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Ketapang, rupanya tidak menyurutkan ancaman terhadap kelangsungan hidup orang utan. Orang utan yang sejak pertengahan tahun lalu terancam dengan adanya kebakaran hutan dan lahan, hingga saat ini masih juga terancam dengan aktivitas illegal logging dan pertambangan ilegal. Aktivitas-aktivitas ilegal ini merusak hutan dan habitat serta mengancam kelangsungan hidup orang utan.
Tim gabungan IAR Indonesia dan Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang kembali menyelamatkan satu orang utan jantan dewasa, tidak jauh dari kawasan pertambangan dan illegal logging, Jumat (24/1).
Orang utan ini pertama kali dilaporkan keberadaannya oleh seorang warga pada pertengahan Januari lalu karena memasuki kebunnya. Tim Orangutan Protection Unit (OPU) IAR Indonesia menindaklanjuti laporan ini dengan melakukan verifikasi dan melakukan mitigasi dengan menggiring orang utan ini masuk kembali ke hutan.
Seekor orang utan yang masuk ke kebun warga di Ketapang, Kalbar, diselamatkan. Foto: Dok. BKSDA Ketapang
Tetapi, karena hutan yang ada sudah rusak dan terbuka akibat pertambangan emas ilegal dan illegal logging. Kondisi itu membuat orang utan yang diberi nama Inap ini kembali masuk ke kebun warga untuk mencari makan.
ADVERTISEMENT
Tim gabungan akhirnya memutuskan untuk mengevakuasi orang utan yang diperkirakan berusia lebih dari 20 tahun itu. Orang utan tersebut dibawa ke IAR Indonesia untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut sebelum dipindahkan ke hutan yang lebih baik dan aman. Karena orang utan ini adalah orang utan liar, tim menggunakan obat bius untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelum berhasil diselamatkan oleh tim gabungan IAR Indonesia dan BKSDA, warga sempat menjerat orang utan ini dengan tali sehingga menimbulkan luka lecet di tangannya. Hal ini disesalkan oleh Direktur IAR Indonesia, Karmele L. Sanchez.
Orang utan yang diberi nama Inap diselamatkan. Foto: Dok. BKSDA Ketapang
“Kami meminta dan sangat berharap kepada masyarakat untuk selalu melaporkan penemuan orang utan kepada petugas terkait seperti BKSDA dan IAR Indonesia, karena mencoba menangkap orang utan sendiri tanpa prosedur yang tepat bisa membahayakan manusia dan orang utan ini sendiri,” kata Direktur IAR Indonesia, Karmele L. Sanchez, Senin (27/1).
ADVERTISEMENT
Dari survei lokasi, diketahui bahwa hutan yang yang ada sudah terpotong-potong oleh pembukaan lahan untuk pertambangan dan illegal logging. Citra satelit menunjukkan bahwa area hutan yang tersisa jauh lebih sempit dibandingkan lahan yang sudah terbuka. Tak heran jika orang utan keluar mencari makan karena habitatnya sudah terganggu.
“Untuk kesekian kali, konflik satwa liar dan manusia terulang kembali. Kapan hal seperti ini akan kita tuntaskan? Sudah saatnya pemerintah bersama para mitra melakukan langkah nyata. Kebijakan menyeluruh, penyadartahuan dan solusi inovatif harus dimulai sekarang,” ungkap Sadtata Noor, Kepala BKSDA Kalimantan Barat.
Inap diselamatkan dan diperiksa lebih lanjut sebelum dipindahkan ke hutan yang lebih baik dan aman. Foto: Dok. BKSDA Ketapang