Hand Sanitizer Langka, FMIPA Untan Pontianak Produksi Cairan Antiseptik

Konten Media Partner
18 Maret 2020 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hand sanitizer yang diproduksi mahasiswa FMIPA Untan Pontianak. Foto: Dok. Indi Rizki
zoom-in-whitePerbesar
Hand sanitizer yang diproduksi mahasiswa FMIPA Untan Pontianak. Foto: Dok. Indi Rizki
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Tanjungpura Pontianak memproduksi hand sanitizer di tengah kelangkaan barang tersebut dipasaran akibat virus corona (COVID-19). Cairan antiseptik berlabel “Sabrina” ini dibuat oleh Warsidah, Dosen FMIPA Untan Pontianak bersama beberapa mahasiswa jurusan Kimia.
ADVERTISEMENT
Salah satu mahasiswa yang ikut andil dalam pembuatan pembersih tangan, Indi Rizki Wahyinto. Indi mengungkapkan, keunggulan dari antiseptik yang diproduksinya adalah terdapat aroma yang diberikan pada racikannya dari bahan alami sehingga lebih aman ketika dipakai.
“Antiseptik terdiri dari 2 jenis yaitu cair dan gel. Untuk bahan bakunya itu CMC, alkohol, gliserol H2O2, aquades dan minyak telon beserta sesuai aroma yang kami sediakan, seperti melon, cengkih, serai wangi dan pala,” ungkapnya kepada Hi!Pontianak, Rabu (18/3).
Hand sanitizer berbahan alami ini lebih ramah lingkungan serta tidak menyebabkan iritasi di kulit. Setiap harinya mahasiswa Kimia semester 6 ini dan Warsidah mampu memproduksi 200 hingga 300 botol hand sanitizer baik cair maupun gel.
Ilustrasi ibu dan anak mencuci tangan dengan hand sanitizer. Foto: Shutter Stock
“Tergantung dari ketersediaan alkoholnya. Kalau alkoholnya banyak bisa 200-300 botol. Tapi sekarang susah didapat bahan baku tersebut (alkohol),” ucap Indi.
ADVERTISEMENT
Saat ini mereka cukup kewalahan memenuhi pesanan lantaran sulitnya mendapatkan bahan baku, terutama alkohol. “Dalam pembuatannya lancar tidak ada hambatan, hanya bahan bakunya yang susah didapat terutama alkohol. Kalo dulu bahan bakunya mudah sekali didapat, tetapi sekarang karena banyaknya orang yang butuh jadi dibatasi oleh penjualnya,” jelasnya.
Antiseptik yang diproduksi ini tidak hanya diprioritaskan untuk lingkungan Fakultas MIPA sendiri. Tapi juga diperjual-belikan dengan harga yang terjangkau sesuai ukuran berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 45 ribu.
“Semoga wabah corona ini segera teratasi dan kehidupan masyarakat dapat berjalan normal,” harapnya.