Dampak Corona di Kayong Utara, Kalbar: Harga Ikan Anjlok hingga 50 Persen

Konten Media Partner
7 April 2020 9:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harga ikan di Kabupaten Kayong Utara anjlok. Foto: Dok Humas Pemkab Kayong Utara
zoom-in-whitePerbesar
Harga ikan di Kabupaten Kayong Utara anjlok. Foto: Dok Humas Pemkab Kayong Utara
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Wabah virus corona juga berdampak pada harga ikan di Kabupaten Kayong Utara, yang turun drastis, bahkan hingga 50 persen.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terjadi di Kepulauan Karimata, Kayong Utara Kalimantan Barat. Penurunan harga ini dikarenakan adanya pembatasan atau lockdown di beberapa negara tujuan ekspor. Sehingga banyak restoran-restoran yang tutup. Akibatnya, volume ekspor ikan menurun.
Bahkan harga ikan kerapu bebek dan ikan kerapu sonok, yang menjadi andalan nelayan bubu, harganya terjun bebas. Biasanya yang super dihargai ratusan ribu, kini hanya dibeli pembeli dengan harga Rp 7.000 per kilogram.
Untuk membantu para nelayan ini, Bupati Kayong Utara Kalimantan Barat, Citra Duani, mengambil kebijakan dengan menggandeng pengusaha coldstorage untuk membeli tangkapan nelayan. "Saya sudah meminta dinas Perikanan untuk membeli hasil tangkapan nelayan, tujuannya biar harga ikan tetap stabil," kata Bupati, Selasa (7/4).
Pemkab Kayong Utara berusaha menyelamatkan para nelayan, dengan membeli ikan hasil tangkapan. Foto: Dok Humas Pemkab Kayong Utara
ADVERTISEMENT
Selama lima hari di sana, Dinas Kelautan berhasil mengumpulkan sekitar 1 ton ikan dari nelayan tradisional. Ikan yang berhasil dibeli, terdiri dari ikan campuran, seperti ekor kuning dan ikan lainnya.
Selain membeli langsung ikan, Dinas Kelautan juga menyiapkan perwakilan penampung ikan, khusus di kepulauan Karimata. "Kita menyiapkan langkah pemasaran melalui produk konsumsi yang sudah dikemas, siap olah, dan siap antar kepada pembeli," tutur Bupati.
Dengan kebijakan ini, Citra berharap, harga ikan di tingkat nelayan dapat stabil dan tidak anjlok.
Sahroni, salah satu nelayan menuturkan, penghasilannya sejak ada wabah corona bisa dikatakan lebih parah daripada musim angin kencang. "Kerugiannya lebih banyak," ujarnya.
Meskipun begitu, dia berencana tetap akan berangkat melaut lagi, karena tidak ada pilihan pekerjaan lain. “Kalau tidak berangkat mau kerja apa," tuturnya dengan nada lirih.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kebijakan yang dibuat Pemkab Kayong Utara, dia bersama nelayan lainnya merasa terbantu dan berharap ikan mereka tetap ada pembelinya.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!