Imbas Corona, Malam Selebrasi Earth Hour Pontianak Dilakukan Berbeda #dirumahaja

Konten Media Partner
27 Maret 2020 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi yang dilakukan Earth Hour Pontianak tahun sebelumnya. Foto: Dok. Earth Hour Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Aksi yang dilakukan Earth Hour Pontianak tahun sebelumnya. Foto: Dok. Earth Hour Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Tahun ini pelaksanaan aksi tahunan Earth Hour Pontianak akan berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Malam selebrasi atau switch off moment yang biasanya di laksanakan di ruangan terbuka, kini akan dilakukan di rumah masing-masing atau #dirumahaja.
ADVERTISEMENT
Langkah ini dilakukan menyusul imbuan agar melakukan physical distancing untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona atau COVID-19.
Muhammad Regi Sofyan Tsauri, Koordinator Earth Hour Pontianak, mengatakan tidak ada selebrasi tahun ini bukan berarti pihaknya berhenti untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya melakukan hemat energi.
“Harapannya, dengan adanya lockdown saat ini membuat masyarakat sekitar khususnya warga Pontianak akan lebih sadar bahwa saat ini bumi sedang tidak baik-baik saja, bumi membutuhkan rehat sejenak atas apa yang terjadi selama ini. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk terus menjaga bumi agar tetap lestari, mulai dengan melakukan penghematan energi dan menerapkan kebiasaan gaya hidup hijau adalah langkah awal untuk kita dalam mempertahankan bumi agar terus membaik,” ungkap Regi kepada Hi!Pontianak, Jumat (27/3).
Malam selebrasi yang dilakukan Earth Hour Pontianak tahun sebelumnya. Foto: Dok. Earth Hour Pontianak
Meskipun tidak adanya malam selebrasi yang jatuh pada Sabtu 28 Maret 2020, Earth Hour Pontianak tetap gencar menyuarakan kepeduliannya terhadap lingkungan. Salah satu isu yang digencarkan oleh Earth Hour Pontianak tahun ini adalah pangan lokal melalui kampanye pangan bijak nusantara dan beli yang baik.
ADVERTISEMENT
“Seperti dalam hukum ekonomi, permintaan (demand) konsumen adalah aspek penting yang diperhatikan oleh produsen. Sayangnya, banyak produsen belum menjalankan praktik berkelanjutan untuk menghasilkan produk sehingga memberi dampak buruk untuk lingkungan. Contohnya pembukaan lahan secara masif yang mengganggu habitat satwa liar dan juga mengurangi persediaan oksigen yang akhirnya menyebabkan pemanasan global,” kata dia.
Regi mengatakan, melalui kampanye pangan bijak nusantara dan beli yang baik merupakan respon terhadap sistem pangan global yang telah memberikan dampak negatif cukup besar pada lingkungan. Selain itu komunitas yang telah aktif sejak 2012 ini ingin mempromosikan gaya hidup hijau kepada konsumen sebagai individu yang memiliki kuasa untuk meminta produsen agar menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Berbagai komoditas khas Kalimantan Barat yang dapat dikonsumsi seperti beras merah, madu hutan dan minyak tengkawang yang dihasilkan oleh petani lokal,’” beber Regi.
Salah satu aksi yang dilakukan oleh Earth Hour Pontianak. Foto: Dok. Earth Hour Pontianak
Regi mengajak semua lapisan masyarakat dapat berpartisipasi dalam kampanye pangan bijak nusantara, terlebih ibu rumah tangga yang setiap hari berbelanja dan menentukan menu makanan di rumah. “Makanan yang termasuk dalam kampanye ini adalah semua masakan dan penganan khas Kalbar dari berbagai bahan, misalnya keladi, sukun, tengkuyung, dan lain sebagainya. Dengan memakan makanan yang enak saja kita juga sudah berkontribusi untuk kelestarian bumi,” tuturnya.
Regi menambahkan, bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperlambat perubahan iklim selain dengan mengonsumsi makanan dari bahan lokal, diantaranya dengan bijak menggunakan energi listrik, membawa botol air minum sendiri, menggunakan transportasi umum atau membudayakan berboncengan saat bepergian dengan kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
“Akan berlipat ganda usaha kita menyayangi bumi jika saat berbelanja kita membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik di Kota Pontianak,” pungkasnya.