Jumlah Titik Api di Kalimantan Barat Alami Penurunan

Konten Media Partner
14 Agustus 2019 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Helikopter melakukan water bombing untuk memadamkan karhutla di Kalimantan Barat. Foto: Daddy Cavalero
zoom-in-whitePerbesar
Helikopter melakukan water bombing untuk memadamkan karhutla di Kalimantan Barat. Foto: Daddy Cavalero
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Kondisi cuaca di Kalimantan Barat, khususnya di Kota Pontianak pasca diguyur hujan terpantau kualitas udara sedang, mencapai angka 61,79 dengan parameter Pm10, pada Rabu (14/8) pukul 10:00 WIB.
ADVERTISEMENT
Hujan yang baru turun setelah 17 hari Kalimantan Barat mengalami kemarau, masih menyisihkan titik api di beberapa lokasi. Menurut pantauan BMKG Supadio, titik api di Kalimantan Barat terhitung dari 24 jam ke belakang pada Selasa (13/8), total titik api berada di 148 hotspot.
"148 ini memang jumlahnya berkurang kalau dilihat dari dua hari yang lalu yang sempat mencapai sekitar 400-an hotspot," ungkap Supriadi, Prakirawan BMKG Supadio.
Pengurangan titik api pasca hujan turun tersebut tergantung dengan aktifitas pembakaran lahan, pihaknya berharap dengan potensi hujan yang akan turun, kepulan api akibat Karhutla dapat dipadamkan. "Kita harapkan api yang sudah ada dapat segera padam dengan hujan yang kemungkinan akan turun nanti," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Supriadi mengungkapkan, titik hotspot terbanyak untuk saat ini terdeteksi di wilayah Kabupaten Ketapang mencapai 56 titik dan Kabupaten Kuburaya mencapai 37 titik hotspot. BMKG Supadio memprakirakan cuaca untuk beberapa hari kedepan, Kalimantan Barat akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
"Untuk hari ini, potensi hujan ringan akan terjadi di wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya. Adapun untuk malam dan dini hari akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Kapuas Hulu, sebagaian di Kabupaten Sintang dan sebagian Kabupaten Melawi," tuturnya.
Dengan adanya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, BMKG Supadio mengimbau kepada masyarakat agar perlu mewaspadai hujan yang lebat disertai dengan kilat, guntur serta angin kencang.
ADVERTISEMENT
Supriadi juga menanggapi bencana alam Puting Beliung yang terjadi, Selasa (13/8) di Kompleks Arafah Residence, Jalan Ampera, Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Dirinya mengungkapkan bahwa kejadian tersebut secara statistik untuk Indonesia memang banyak terjadi pada musim pancaroba atau di musim kemarau.
"Memang secara kemungkinan, apabila ada hujan di musim kemarau atau pancaroba ada kemungkinan angin puting beliung dapat terjadi dengan kekuatan yang tinggi. Namun kejadian angin puting beliung ini bukan merupakan fenomena cuaca yang sulit untuk dideteksi," ungkapnya. (hp8)