Kisah Haru Pembuat Konverter Kit asal Kalbar Raih Penghargaan Kemenristek

Konten Media Partner
13 November 2020 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amin, pria asal Kalbar raih penghargaan Kemenristek. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Amin, pria asal Kalbar raih penghargaan Kemenristek. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Kisah Pembuat Konverter Kit asal Kalbar Raih Penghargaan Kemenristek
Hi!Pontianak - Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cukup tinggi serta kelangkaan yang kerap terjadi, menjadi masalah utama bagi nelayan di Indonesia. Hal tersebut berdampak pada para nelayan.
ADVERTISEMENT
Bermula dari permasalahan tersebut, pria asal Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Amin atau kerap disapa Amin Ben Gas menciptakan alat yang mampu mengalirkan gas dari tabung LPG menjadi mesin berbahan bakar BBM untuk mesin perahu nelayan. Alat itu disebut konverter kit Amin Ben Gas (ABG).
Sebelum adanya produk konverter kit ABG, nelayan umumnya mengunakan BBM yang harganya menguras kantong mereka. Setelah menggunakan alat tersebut, kini nelayan dapat menghemat biaya bahan bakar.
"Kebetulan saya kecil dilingkungan keluarga nelayan. Maka sedikit banyak tahu keluhan mereka sehari-hari, di antaranya hasil melaut yang tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan atau kenaikan harga BBM yang bergerak terus setiap tahun. Untuk itulah kita coba hadir mengurai benang kusut dan memutus mata rantainya. Ini harus ada alternatif bahan bakar lain, artinya tidak tergantung hanya 1 bahan bakar minyak saja," kata Amin kepada Hi!Pontianak, Jumat, 13 November 2020.
Konverter kit yang dibuat Amin. Foto: Istimewa
Alat inovasi dibuat Amin sejak pertengahan tahun 2010. Ia rela merogoh kocek pribadi untuk riset hingga menciptakan alat yang mempu mengubah BBM menjadi bahan bakar gas.
ADVERTISEMENT

Sempat Ditolak Nelayan

Uji coba teknologi ciptaannya itu pun dilakukan dengan menggandeng nelayan kecil di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Upayanya itu tak berjalan mulus dan menemui berbagai kendala.
"Saat itu, LPG 3 kilogram mudah diperoleh di mana-mana. Dari situlah kita memulai serangkaian uji coba ke mesin nelayan yang kita beli sendiri karena ketika mau meminjam mesin perahu mereka, mereka tidak mau," ungkap Amin.
"Diminta sewa pun mereka menolak dengan alasan takut rusak mesin perahunya, meledak, nanti tak bisa melaut. Munculnya ketakutan dan penolakan seperti itu adalah suatu tantangan bagi saya,karena niat kita ingin membantu orang banyak, orang kecil," timpalnya.
Amin, pembuat konverter kit asal Pontianak raih penghargaan Kemenristek. Foto: Istimewa
Sejak itu, Amin terus mengembangkan konverter kit buatannya hingga sekarang telah memasuki generasi ke-9. Pada Maret 2013 konverter itu telah dipatenkan dan mendapatkan sertifikat kesesuaian SNI dengan tingkat komponen dalam negeri sebesar 82,64 persen.
ADVERTISEMENT
Bahkan, alat ciptaannya itu tidak hanya digunakan untuk mesin perahu. Namun, juga diaplikasikan pada mesin pompa petani dan rencananya akan digunakan untuk mesin pencacah abon ikan, mesin perontok padi hingga motor 4 Tak.
Sementara itu, untuk kemampuan produksinya sendiri bisa mencapai 500-1.000 unit per hari. Sejak 2010 jumlah distribusi produknya sudah mencapai 50 ribu unit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Kini, Konverter Kit Amin Ben Gas telah mendapat berbagai apresiasi dan penghargaan dari dalam maupun luar negeri telah ia raih. Pada tahun 2012, alat tersebut dijadikan pilot project oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pengadaan perahu, mesin dan konverter kit di Kalimantan Barat.
Bahkan baru-baru ini, Konvert Kit ABG mendapat penghargaan peringkat 2 dari Kemenristek Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Anugerah Inovasi Indonesia Expo 2020. Ini merupakan ke-tiga kalinya Amin meraih penghargaan secara Nasional dari tahun 2014 dan 2015.
ADVERTISEMENT
"Secara teknologi kita lebih unggul, terbukti testimoni dari berbagai nelayan dan petani penguna produk kita, sejak tahun 2010. Instalasinya mudah, sangat mudah dioperasionalkan. Kit ABG kita 70 persen lebih irit dari pada bahan bakar minyak. Di situlah keungulan kita di banding produk luar," paparnya.
Konverter kit yang dibuat Amin. Foto: Istimewa
Melalui penghargaan tersebut, Amin berharap, kesadaran masyarakat ataupun pemerintah untuk mencintai produk dalam negeri. Paling tidak, kata Amin, bisa membantu produk lokal dengan membeli produk dalam negeri.
"Pemerintah harus belanja hasil-hasil inovasi dari anak bangsa, otomatis akan membuka lapangan kerja menambah pajak untuk negara dan yang terpenting menumbuhkan semangat bagi periset yang ada. Itu yang akan mendorong periset, para inovator Indonesia lebih maju," ucapnya.
Kini, Amin menjualnya pada pemerintah desa maupun kota sehingga pemerintah bisa membagikannya kepada nelayan. Kreativitas dan kerja kerasnya terbayar dengan respons masyarakat terutama nelayan dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Kita konsisten dari awal sampai sekarang tetap memperjuangkan untuk nelayan, tidak jual bebas. Kita harapkan pemerintah hadir disini, ketika kami riset pemerintah tidak bantu dengan uang riset tidak apa-apa tetapi paling tidak tolong belanja produk kita. Itu harapan kita," pungkasnya.