Kisah Ketua IDI Kalbar yang Positif Corona saat Jalani Isolasi Mandiri

Konten Media Partner
26 Oktober 2020 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua IDI Kalbar, dr Rifka. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Ketua IDI Kalbar, dr Rifka. Foto: Dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Kisah Ketua IDI Kalbar yang Positif Corona saat Jalani Isolasi Mandiri
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Ketua IDI Kalbar, dr Rifka, terkonfirmasi positif corona. Ia kini menjalani isolasi mandiri di rumahnya, di Pontianak.
Saat dihubungi Hi!Pontianak, Senin (26/10), Rifka mengaku kondisinya saat ini baik-baik saja. "Saya itu tesnya tanggal 15 (Oktober), kemudian hasilnya keluar pada tanggal 21 (Oktober). Saya kategori tanpa gejala. Jadi, kalau mau mengikuti aturan WHO, sebenarnya saya sudah dinyatakan sembuh. Cuma karena harus menunggu hasil swab negatif, makanya saya masih isolasi mandiri di rumah," ungkapnya.
Menurut Rifka, ia kini tinggal di lantai 1 rumahnya, sementara anak-anaknya tinggal di lantai 2. "Di rumah saya pakai masker. Anak-anak nanya, 'kok Mama pakai masker, Mama positif ya. Makanya Ma, jangan keluar rumah'. Tapi kan kita kerja, jadi ya mau gimana lagi. Jadi saya tinggal di lantai bawah, anak-anak di lantai atas," katanya.
ADVERTISEMENT
Rifka menambahkan, saat menjalani isolasi mandiri, ia mengandalkan sinar matahari, dan mengkonsumsi makanan bergizi. "Untuk COVID-19 ini kan, yang paling diutamakan itu vitamin C dan vitamin D. Untuk vitamin C bisa dari makanan, sayur, buah, atau madu. Sementara untuk vitamin D, saya pilih berjemur. Jadi jam setengah 8, begitu lihat matahari, saya langsung berjemur. Kemudian senam-senam kecil," paparnya.
Rifka berpesan, agar masyarakat secara patuh dan disiplin dapat menerapkan protokol kesehatan. "Kita lihat, warga Pontianak sudah mulai sadar pakai masker kalau ke luar rumah. Tapi, ketika makan di luar, atau ngopi, maskernya dibuka lama-lama, ngobrol, dan duduk berdekatan. Banyak yang tertular dari situ. Seharusnya, kalau makan, ya makan saja, nda usah ngongkrong atau ngobrol. Duduk saat makan di luar juga harus jauh-jauhan. Physical distancing-nya juga harus diterapkan. Karena droplet itu kita gak tau bisa datang dari siapa saja," tuturnya.
ADVERTISEMENT