Kisah Korban Banyer di Sintang yang Tepaksa Makai Daster Empuk Umak

Konten Media Partner
13 Juli 2020 21:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ahmad Afrizal, warga Desa Nanga Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu, tepaksa makai daster umaknya karena semua pakaian ampoh terenam banyer. Foto: Istimewa
Hi!Sintang - Banyer besar yang merenam ribuan rumah di Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, nudi banyak kesah.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, seorang pemuda setempat, yang tepaksa makai daster umaknya karena semua pakaian ampoh baoh terenam banyer. Lelaki nyak adalah Ahmad Afrizal.
“Aku tepaksa minyau daster umak, karena semua baju ampoh baoh. Pakaian tersebut jom dapat ditalau ke tempat yang rangkak karena banyer udah sampai loteng rumah,” katanya ketika dihubungi Hi!Pontianak, Senin (13/7).
Ia mengaku jomsik pilihan pakaian lain. Apailagi, ia perlu pakaian angat, agar jom celap saat cuaca seperti saat tuk. “Daster yang aku pakai tuk pun lan sepenohnya rangkak. Lagik terasa basah sikit. Tapi, dari pada jom berpakaian sama sekali, lebeh baik aku pakai, sementara nungguk pakaian yang lain rangkai,” ucapnya.
Ia medah, banyer yang tejadi jom hanya merenam rumah warga, tapi juga mengakibatkan sejumlah rumah di kawasan yak rusak. “Dua rumah di sepiak kami, hampir tecabot, karena derasnya banyer,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Ia berharap, pemerintah cepat merik bantuan pada korban banyer di daerahnya. Mengingat, jomsik sedikit warga yang lesi harta benda padai banyer tersebut. “Semoga ada perhatian dari pemerintah untok Desa Nanga Tebidah, Desa Landau Bara, Desa Entogong dan desa yang lain yang tekenak banyer,” harapnya.