Kisah Perjuangan Manggala Agni Padamkan Karhutla di Singkawang

Konten Media Partner
9 Agustus 2019 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel Manggala Agni Daops Singkawang berusaha memadamkan api di kawasan Sagatani, Singkawang Selatan. Foto: Dok. Manggala Agni Daops Singkawang
zoom-in-whitePerbesar
Personel Manggala Agni Daops Singkawang berusaha memadamkan api di kawasan Sagatani, Singkawang Selatan. Foto: Dok. Manggala Agni Daops Singkawang
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Mereka dengan berani menghadapi kepulan asap tebal, medan yang sulit ditempuh, hingga harus memadamkan api dengan air seadanya. Mata perih, napas sesak, hingga perut lapar harus mereka abaikan. Semua demi memadamkan api yang melalap lahan dan hutan.
ADVERTISEMENT
Siapa mereka, sosok yang berjasa itu? Satu di antara mereka adalah para personel Manggala Agni, yang hingga sekarang masih tak henti memadamkan api. Mau bagaimana lagi? Titik-titik api itu sulit dipadamkan, bahkan terkadang muncul titik api baru lagi.
Salah satu wilayah yang menjadi sasaran pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karthutla) para Manggala Agni adalah di Kelurahan Sagatani, Kecamatan Singkawang Selatan. Selama beberapa hari, mereka yang tergabung dalam tim Manggala Agni Daops Singkawang melakukan pemadaman tanpa kenal putus asa.
Personel Manggala Agni Daops Singkawang harus membuat jembatan sementara untuk memudahkan pergerakan personel memadamkan api di kawasan Sagatani, Singkawang Selatan. Foto: Dok. Manggala Agni Daops Singkawang
Medan berupa perbukitan dan kondisi lahan gambut yang dalam menjadi tantangan untuk mereka. Ditambah lagi, tidak ada jembatan menuju lokasi karhutla, sehingga para personel Manggala Agni Daops Singkawang untuk membuat jembatan terlebih dahulu agar dapat memasuki lokasi kebakaran. Ya, itu yang harus mereka lakoni.
ADVERTISEMENT
"Medannya yang sulit ditempuh, sehingga tim harus membuat jembatan terlebih dahulu untuk masuk ke lokasi kebakaran. Bahkan ada seorang anggota tim kita, yaitu operator drone bernama Yonathan Anderson, terperosok ke sungai saat melalui jembatan yang dibuat seadanya," kata Yuyu Wahyudin, Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Singkawang, Jumat (9/8).
Kepada Hi!Pontianak, Yuyu menceritakan, kendala mereka adalah kesulitan menemukan sumber air di dekat lokasi karhutla. Jelas, bagaimana api mau padam jika tidak ada air? Karena itu, saat menemukan parit kecil dengan kondisi debit air seadanya, mereka sebisa mungkin tetap memanfaatkannya.
Api yang membakar lahan di kawasan Sagatani, Singkawang Selatan. Foto: Dok. Manggala Agni Daops Singkawang
"Asap membuat mata menjadi perih, napas jadi sesak. Kami tidak menghiraukan hal tersebut. Tidur kami hanya untuk mengisi tenaga. Beberapa anggota selalu terjaga dalam tidurnya. Perut yang lapar pun tidak dihiraukan lagi, mengingat masih banyak nyawa di sana yang perlu diselamatkan dari kepulan asap tebal," ungkap Yuyu.
ADVERTISEMENT
Yonathan Anderson, salah satu personel yang terjerumus ke parit saat melintasi jembatan buatan, merasa bangga telah berhasil menjinakkan api di Sagatani. Yonathan menceritakan, dirinya sempat kesulitan untuk mengoperasikan drone yang digunakannya untuk memantau dan memperkirakan luas lokasi yang terbakar lantaran kondisi angin di lokasi tersebut yang cukup kencang.
"Kondisinya yang tidak memungkinkan, membuat kami harus menunggu angin reda, agar drone dapat diterbangkan. Dengan adanya drone, kami merasa sangat terbantu untuk mengukur berapa luas lahan yang terbakar," kata Yonathan.
Yonathan terjatuh dari jembatan sementara saat mencari titik api. Foto: Dok. Manggala Agni Daops Singkawang
Rasa lelahnya cukup terbayarkan ketika api dapat dipadamkan. "Setelah beberapa hari melakukan upaya pemadaman darat yang cukup melelahkan, terasa terbayar lelah itu, di saat semua titik api dapat dipadamkan, hingga mengurangi pencemaran udara dari kabut asap. Demi NKRI, demi langit biru bebas asap," ucap Yonathan.
ADVERTISEMENT
Beruntung, Manggala Agni tidak sendiri. Ada juga peran dari personel TNI, polisi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, petugas pemadam kebakaran, masyarakat, dan pihak lainnya yang hingga kini masih berjuang memadamkan karhutla di Kalimantan Barat. (hp8)