Lelong, Barang Second Bermerek Terkenal untuk Penuhi Gaya Hidup

Konten Media Partner
25 Maret 2019 8:28 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meizar saat berburu sepatu second. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Meizar saat berburu sepatu second. Foto: Dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Barang second atau barang bekas alias lelong, hingga saat ini ternyata masih banyak digandrungi oleh masyarakat Pontianak. Selain harganya murah dan kondisinya masih bagus, lelong juga digemari karena barang-barang dari merek terkenal, mulai dari sepatu, tas, kemeja, celana, dan bahkan topi.
ADVERTISEMENT
Barang lelong, bahkan kerap didapat dari luar negeri. Jika barang tersebut adalah edisi terbatas, atau barang model lama alias vintage, maka akan menjadi incaran banyak orang.
Karena itulah, di Kota Pontianak, lelong menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup dan bernilai ekonomis bagi para pelaku usaha.
Koleksi baju yang dijual Meizar di akun instagramnya. Foto: Dok Hi!Pontianak
Seperti Uray Meizar, yang menggeluti usaha menjual barang-barang second alias lelong. Meizar mengatakan, sejak tahun 2000, ia sudah senang membeli dan mengumpulkan barang second bermerek.
Ia kemudian tertarik menjual lelong ketika teman-temannya mulai melirik hingga menawar barang koleksinya. Saat itulah, Meizar tergiur untuk menjual barang second dan memulai usahanya di media sosial.
"Berhubung sumber dayanya ada di Kalbar, sayang kalau tidak kita manfaatkan. Barang lelong atau barang bekas, tidak bisa kita bilang sebagai sampah. Tergantung dari kita sendiri yang memilihnya. Apalagi kita sebagai pemain, harus tahu merek yang sedang nge-trend saat ini," ungkap Meizar kepada tim Hi!Pontianak, Senin (25/3).
ADVERTISEMENT
Memulai usaha pada 2015, pemilik akun Instagram @bundle_lero ini sekarang memiliki outlet offline di Jalan Padat Karya, Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat. Peminat barang second ternyata masih cukup banyak. Tak hanya di Kalimantan, pembeli dari Jakarta, Jawa, NTB, Bali, sampai Jayapura pun kerap berbelanja kepadanya.
"Penikmat barang second wilayah Jawa, juga mengatakan, bahwa Pontianak merupakan pelopor barang second, setelah pulau Sumatera," ujarnya.
Koleksi sepatu yang dijual Meizar. Foto: Dok Hi!Pontianak
Peminat dari barang second sendiri menggemari barang second untuk memenuhi gaya hidupnya. "Selain harganya murah, aku suka nyari barang second karena kualitasnya terjamin. Kalau beruntung, bisa dapat barang original dan branded. Sekarang juga sudah banyak yang dijual di online kok. Jadi enggak perlu capek, untuk berpenampilan keren," ungkap Putri Husna, yang kerap kali berbelanja pakaian second.
ADVERTISEMENT
Arnold Iskandar, penggemar barang second, juga mengatakan hal serupa. "Selisih harga barang baru dengan barang second itu lumayan jauh. Bisa setengah harga, bahkan lebih. Kondisinya masih bagus. Bahkan kalau kita beruntung, kita bisa dapat yang merek-merek mahal, bahkan masih ada label (harga)-nya," ungkap Arnol.
Intinya, tambah Arnold, untuk main yang baru mau memulai usaha barang second, atau mau berbelanja, kita harus tahu merek-merek dulu. "Saya sudah belasan tahun belanja barang second atau lelong. Jadi sudah tahu merek-mereknya. Kemeja Uniqlo misalnya, kita kalau beli sekitar Rp 50 ribu, bisa kita jual Rp 120 ribu. Barunya kan sekitar Rp 400 ribu lebih. Kalau Bape, bisa lebih mahal. Kalau jaket outdoor seperti Colombia itu juga banyak dicari," paparnya.
ADVERTISEMENT
Meizar, ternyata memiliki strategi tersendiri dalam menjual barang second miliknya. "Barang second sudah dari sananya disterilkan, disemprot dengan antibakteri. Makanya bau lelong semuanya sama semua. Bau obat. Nah, buat antisipasi lagi, kita laundry. Salah satu trik pasar agar pembeli tidak ragu lagi, kalau barang second itu wangi," tutup Meizar. (hp8)