Lewat Budaya Tundang, Alie Akbar Kampanyekan Pemilu Damai
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Suasana Opini Kafe di Jalan Putri Dara Nante, Pontianak, Kalimantan Barat, mendadak riuh, Kamis (15/3). Puluhan pengunjung yang sedang menikmati kopi sore itu terhibur dengan aksi kocak Bang Alie “Kamarukan” Akbar, seniman nyentrik dari Kotabaru, Pontianak.
ADVERTISEMENT
Alie, seniman Pantun Berdendang atau masyarakat Melayu menyingkatnya “Tundang”, mampir di kafe yang dijadikan tempat mangkal juru warta di Pontianak. Dengan gaya khas perpaduan penyanyi dangdut era 70an A.Rafiq dan sang raja rock n roll Elvis Presley, dicampur sedikit gaya ala pelawak srimulat Tessy yang menjejali batu cincin di setiap jarinya, ia menghibur para pengunjung.
Sore ini Alie melantunkan tundang yang sarat dengan nasihat tentang kehidupan. Ia mengaku pengalaman hidupnya cukup penuh warna, dan lebih banyak kesedihan. “Kalau diceritakan, pedih, Bang. Meleleh air mata ini,” katanya sambil tertawa sendiri.
Pengalaman paling pahit yang Alie rasakan ketika ia memberanikan diri berangkat ke Jakarta untuk ikut audisi kontes dangdut di salah satu stasiun televisi swasta.
“Aku berangkat modal nekat, naik kapal, bawa bekal duit yang cukup untuk makan dua hari. Untuk ongkos pulang ke Pontianak, aku kerja jadi kuli bangunan. Tiga bulan, baru terkumpul ongkos untuk pulang ke Pontianak,” kenang Alie tersenyum pahit.
ADVERTISEMENT
Tapi menurutnya, pengalaman itu lah yang menempa dirinya menjadi lebih berani. Di saat semua anak muda terkesima dengan seni budaya asing, Alie konsisten mempertahankan budaya luhur Melayu ini.
“Saya sering dipanggil ke acara kawinan dan itu bukan melulu etnis Melayu. Kemarin ada keluarga Bugis, Jawa, dan Minang, yang pernah undang saya tampil,” ungkapnya.
Sebelum menutup penampilannya, Alie melantunkan satu Tundang yang berkenaan dengan situasi perpolitikan saat ini.
"Pemilu tahun ini, agak sedikit gerah, kita anak negeri jangan sampai terpecah, walau pilihan kita berbeda, kita tetap satu, negara Indonesia,” tutupnya. (Hp4)