Longsor Maut di Tambang Emas Ilegal Kalbar, 8 Orang yang Selamat Melarikan Diri

Konten Media Partner
18 September 2022 14:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim SAR gabungan masih melakukan pencariant terhadap pekerja tambang emas ilegal yang tertimbun longsor. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Tim SAR gabungan masih melakukan pencariant terhadap pekerja tambang emas ilegal yang tertimbun longsor. Foto: Dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kapolres Bengkayang, AKBP Bayu Suseno, memberi penjelasan soal peristiwa longsor di Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah perbatasan antara Bengkayang dan Sambas, Kalimantan Barat, hingga memakan korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Saat ini tercatat 4 korban tewas akibat tertimbun longsor di lokasi tambang emas ilegal tersebut. Korban yang tewas berasal dari Kecamatan Monterado, Kecamatan Lembah Bawang, dan Kecamatan Selakau Timur.
Bayu menyebutkan, longsor di kawasan PETI tersebut terjadi pada Kamis, 15 September 2022. Informasi terbaru, kata Bayu, telah ditemukan kembali satu korban, dan mengalami kritis. Saat ini korban sedang dilakukan perawatan di Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas.
“Hingga Minggu, 18 September 2022. Korban meninggal dunia akibat longsor berjumlah 4 orang, 1 orang lainnya kritis,” jelas Bayu, Minggu, 18 September 2022.
Namun hingga saat ini pihaknya masih belum dapat memastikan jumlah korban, karena saat ini masih melakukan upaya evakuasi.
Bayu menyebutkan, terdapat delapan penambang yang selamat, dan mereka melarikan diri. Delapan orang tersebut berasal dari Kecamatan Monterado. Dua alat berat jenis eksavator yang ditemukan di lokasi PETI tersebut telah disita oleh polisi, sebagai barang bukti.
ADVERTISEMENT
Tim Polres Bengkayang juga telah membuat Posko Penanggulangan Bencana, dan dibagi menjadi 2 regu, untuk mempercepat pencarian korban.
“Anggota regu 1 Tim Polres Bengkayang melakukan upaya evakuasi korban dengan cara manual di lokasi longsornya tanah yang telah dikeruk menggunakan ekskavator pada hari pertama,” terangnya.
Selanjutnya regu 2, tambah Bayu, telah melakukan penyisiran di hutan di sekitar TKP, untuk mencari dan menemukan korban yang mungkin berhasil menyelamatkan diri ke dalam hutan, untuk diberikan pertolongan.