Melihat Festival Bacang di Kota Singkawang Digelar dengan Protokol Kesehatan

Konten Media Partner
26 Juni 2020 9:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie membuat Bacang. Foto: Dok Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie membuat Bacang. Foto: Dok Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Singkawang - Festival Bacang Tahun 2020 yang dipusatkan di Gedung Singkawang Cultural Center (SCC) digelar di tengah pandemi COVID-19, Kamis (25/6). Kendati demikian, acara ini pun dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Panitia pun mengingatkan para undangan atau warga untuk tetap menjaga jarak. Sebelum memasuki lokasi acara, setiap orang dicek suhu tubuhnya dan wajib menggunakan masker serta cuci tangan.
Festival Bacang tidak terlepas dari tradisi warga Tionghoa, yakni memakan bacang dan kicang pada tanggal 5 bulan 5 penangggalan Imlek.
"Festival ini diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan mengingat sekarang ini masih dalam kondisi pandemi COVID-19. Event ini juga terselenggara berkat kerjasama dan dukungan dari 14 perkumpulan organisasi yang ada di Kalbar dan dibentuk menjadi satu panitia untuk mensukseskan acara ini," kata Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, Jumat (26/6).
Acara diselenggarakan dengan tujuan mengenalkan salah satu budaya yang ada di Kota Singkawang. "Kemudian, karena saat ini masih dalam kondisi pandemi COVID-19, maka kita ingin berbagi kasih dengan memberikan bacang sebanyak 50.0000 kepada masyarakat," ucap Tjhai Chui Mie.
Replika bacang raksasa yang terbuat dari rangkaian 5.055 bacang. Foto: Dok Istimewa
Paniti juga membuat replika bacang raksasa yang berisi sebanyak 5.055 buah. Sehingga, masyarakat bisa berswafoto dan juga bisa mengenal sejarah hari bacang.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya sejarah itu, maka masyarakat Tionghoa khususnya generasi muda bisa membaca dan mengetahui kenapa ada hari makan bacang di bulan 5 tanggal 5 setiap tahunnya dipenanggalan kalender Imlek," ungkap Tjhai Chui Mie.
Menurut dia, melalui event budaya bisa menyatukan bangsa. Tjhai Chui Mie berharap, 17 paguyuban etnis di Kota Singkawang bisa masing-masing mengemas budayanya untuk ditampilkan. Mengingat, Kota Singkawang sudah dicanangkan sebagai kota pariwisata.
"Saya di pemerintahan siap mendukung dan saya minta setiap budaya yang ada harus dilestarikan dan dikemas seunik mungkin terlebih Singkawang merupakan miniaturnya Indonesia. Bahkan kita juga sudah mendapatkan predikat kota tertoleran, sehingga inilah yang harus bisa kita jual karena Singkawang punya kelebihan itu," paparnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Bacang 2020, Bong Chin Tong alias Atong mengatakan, selain untuk memperkenalkan pihaknya juga ingin mempromosikan Festival Bacang ke masyarakat luar.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie dan Tokoh Tionghoa Pemangkat Sambas, Atong menikmati bacang. Foto: Dok Istimewa
"Karena event yang kita selenggarakan ini baru pertama kalinya di Kota Singkawang," bebernya.
ADVERTISEMENT
Tetapi, dikarenakan pelaksanaan Festival Bacang di Kota Singkawang masih dalam pandemi COVID-19, maka acaranya lebih banyak difokuskan pada kegiatan Bakti Sosial (Baksos) sambil menjelaskan sejarah bacang secara singkat.
"Tapi untuk tahun depan akan kita kemas lebih menarik dan lebih banyak kegiatannya kalau pandemi COVID-19 sudah berakhir," ujarnya.
Terlebih Festival Bacang ini akan menjadi salah satu budaya Tionghoa yang akan pihaknya kembangkan di Singkawang.
"Ada tiga budaya Tionghoa yang akan kita kembangkan, pertama, Cap Go Meh. Pada event ini sudah berhasil dikenal secara nasional bahkan international. Kemudian dua budaya lainnya yang sedang kita kembangkan adalah Festival Bacang dan Kue Bulan," pungkasnya.