Melihat Pelajar di Pontianak yang Belajar di Luar Kelas

Konten Media Partner
7 November 2019 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anak di SD Bawamai Pontianak bermain ular tangga. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Hi!Pontianak - Kegiatan pengembangan sekolah ramah anak digelar serentak di seluruh Indonesia. Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Universal.
ADVERTISEMENT
Mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, MTs/SMP, SMK dan SLB, serentak melakukan kegiatan belajar di luar kelas.
Hatta Abdulhaji, Kepala SD Bawamai Pontianak, mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat, dalam pengimplementasian nilai-nilai yang telah dipahami di dalam kelas.
"Pembelajaran di luar kelas ini sangat penting. Anak-anak sekarang ini harus ada praktik langsung untuk menerapkan nilai dan kebudayaan, mereka memang harus ada implementasinya," jelas Hatta, kepada Hi!Pontianak, Kamis (7/11).
Anak di SD Bawamai Pontianak bermain lompat jengkal. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Ia melanjutkan, kegiatan pengembangan sekolah ramah anak ini, dapat menciptakan kebersamaan anak, saling menyayangi, hingga anak dapat belajar bertanggung jawab.
"Fungsi belajar kan bukan cuma pengetahuan saja, tapi bagaimana mereka mengimplementasikan budaya atau karakter yang diterapkan. Jadi anak-anak dituntut seperti itu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, di SD Bawamai Pontianak, Hatta mengatakan, ia telah memiliki program di luar kelas, seperti kerja bakti membersihkan sekolah dan literasi di luar kelas.
"Sebelumnya kita juga sudah ada program di luar kelas yang dilakukan dua kali dalam sebulan, yaitu kerja bakti dan membaca di luar kelas, cuma kegiatan sekolah ramah anak ini yang lebih besarnyalah," jelasnya.
Permainan engrang batok dimainkan oleh murid SD Bawamai Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Sebanyak 750 siswa digabung berkumpul bersama di tengah lapangan. Mulai dari senam, makan bersama, membersihkan lingkungan sekolah, hingga memainkan mainan tradisional, dilakukan dalam mengembangkan kegiatan sekolah ramah anak tersebut.
"Sebanyak 20 kelas ini, anak kelas 1 sampai kelas 6 dikoordinir dengan guru kelasnya masing-masing. Mereka masing-masing juga membawa mainan tradisional," katanya.
ADVERTISEMENT
Di lapangan sekolah, anak-anak terlihat gembira dan bebas, mereka tampak asik bermain permainan tradisional di penghujung kegiatan. "Permainan tradisional macam-macam, ada gala hadang, petak empat, tergantung variasi kelas, yang penting melatih kebersamaan dan kekompakannya," jelas Hatta.
Dalam kegiatan sekolah ramah anak ini, ia berharap, semoga tidak ada kasus kekerasan di sekolah, serta perundungan. "Diharapkan nanti tidak ada kekerasan di sekolah. Tidak ada yang mem-bully. Ini dilakukan untuk kebersamaan mereka satu sama lain, agar ada kenangannya masing-masing," tukasnya.
Permainan congklak dilakukan di luar kelas. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Murid dan guru di SD Bawamai bermain ular naga. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Bermain dan belajar di luar kelas dilakukan untuk pengembangan karakter anak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Bermain di luar kelas untuk melatih kebersamaan para pelajar. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Murid mengikuti lomba bawa kelereng dengan menggunakan sendok. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Seluruh siswa belajar dan bermain bersama di luar kelas secara serempak. Teri/Hi!Pontianak
Permainan ular tangga kini sudah jarang dimainkan oleh anak. Foto: Teri/Hi!Pontianak