Melihat 'Sembahyang Rebut', Ritual Warga Tionghoa di Pontianak

Konten Media Partner
15 Agustus 2019 15:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Tionghoa mengikuti sembahyang rebut di Wihara Paticca Samupada Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Warga Tionghoa mengikuti sembahyang rebut di Wihara Paticca Samupada Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Warga Tionghoa di Pontianak, Kalimantan Barat, merayakan puncak tradisi sembahyang kubur, dengan menggelar ritual sembahyang rebut pada Kamis, (15/8).
ADVERTISEMENT
Ritual sembahyang rebut tersebut digelar di seluruh wihara di Pontianak, Kalimantan Barat. Salah satunya di Wihara Paticca Samupada, yang terletak di Jalan Waru, Kota Pontianak.
Ritual tersebut disambut dengan antusias oleh warga. Mereka berebut sajian makanan dan bahan pokok lainnya.
Warga Tionghoa dengan antusias mengikuti sembahyang rebut. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Puncak dari sembahyang rebut ini digelar pada pukul 12.00 WIB. Satu jam sebelumnya, warga sudah berkumpul di sekitar Wihara Paticca Samupada. Tepat pukul 12.00, mereka langsung berebut makanan, yang sebelumnya telah disajikan dan didoakan.
Pengurus Wihara, Paticca Samupada dan Yusef Umi, mengatakan sejak pagi tadi para pengurus sudah mempersiapkan sajian makanan seperti sembako yang nantinya akan diperebutkan oleh warga.
"Makanan yang disajikan ini didoakan terlebih dahulu oleh warga Tionghoa yang bersembahyang," kata Yusef.
ADVERTISEMENT
Yusef mengungkapkan di Kalimantan Barat ritual sembahyang rebut dilaksanakan dua kali dalam satu tahun.
"Puncaknya dilakukan dua kali dalam satu tahun, yakni setiap tanggal 15 bulan tiga, dan tanggal 15 bulan tujuh, dalam penanggalan Imlek. Tradisi ini sudah dilakukan oleh warga Tionghoa, dengan harapan kelimpahan berkat dan rezeki serta menolak bala," ucap Yusef.
Meski harus berebut dan terjatuh, warga antusias mengikuti sembahyang rebut di Wihara Paticca Samupada Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Warga yang berebut makanan datang dari berbagai usia. Tak jarang warga juga menyiapkan kantung untuk membawa makanan yang mereka rebutkan. Bahkan, ada juga warga yang terluka karena saling berebut.
Aseng, warga yang mengikuti ritual sembahyang rebut, mengungkapkan tradisi leluhur warga Tionghoa ini sudah digelar oleh Wihara Paticca Samupada sejak lama.
"Makanan yang disajikan merupakan makanan hasil sumbangan dari warga, yang berniat untuk berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Aseng. (hp8)
ADVERTISEMENT