Melihat Tradisi Saprahan di Pontianak

Konten Media Partner
17 Oktober 2019 14:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemkot Pontianak menggelar lomba Inovasi Saprahan, Kamis (17/10). Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Pemkot Pontianak menggelar lomba Inovasi Saprahan, Kamis (17/10). Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Jelang hari jadi Kota Pontianak yang ke-248, Pemkot Pontianak menggandeng ibu-ibu PKK gelar lomba Inovasi Saprahan di Gedung Pontianak Convention Centre (PCC), Kamis (17/10).
ADVERTISEMENT
Selain memeriahkan hari jadi Kota Pontianak, lomba Inovasi Saprahan ini digelar untuk melestarikan tradisi dan budaya leluhur. Tak hanya itu, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, juga berharap dari agenda ini anak muda di Pontianak dapat mengetahui dan memahami budaya saprahan tersebut.
Lomba Saprahan yang diikuti oleh ibu-ibu PKK di Kota Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
"Festival saprahan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka ulang tahun Pontianak, setiap tahun diselenggarakan oleh ibu-ibu PKK Pontianak. Ini dalam rangka melestarikan kebudayaan, makan saprahan merupakan tata cara makan leluhur kita pada saat penyambutan tamu, kegiatan-kegiatan dan lain sebagainya. Ini kita selenggarakan tujuannya untuk supaya generasi muda bisa memahami dan mengetahui budaya saparahan ini," jelasnya.
Festival Saprahan digelar dalam rangka memeriahkan HUT Kota Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Tradisi saprahan hingga saat ini telah masuk dalam daftar warisan budaya tak benda. "Saprahan ini juga telah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda. Termasuk pacri, arak-arakan pengantin, supaya ini tidak diklaim dengan daerah lain," paparnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ria Norsan, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, yang menghadiri agenda tersebut mengatakan tradisi saprahan sepatutnya harus dilestarikan karena memiliki filosofi atau makna tersendiri.
Saprahan sudah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda. Foto: Teri/Hi!Pontianak
"Makan saprahan itu filosofisnya adalah tidak membedakan antara yang tinggi dan rendah. Merajut silahturahmi makan bersama-sama, ditanamkan juga adalah salah satu budaya mengakrabkan kebudayaan satu sama lain," ungkapnya.
Ia juga berharap agar Pemkot Pontianak dapat terus menampilkan inovasi terbaru hingga tradisi saprahan tersebut tetap hidup dan membudaya. "Ke depannya budaya-budaya seperti ini dilestarikan terus jangan terpengaruh budaya asing yang semakin modern, jangan sampai budaya-budaya kearifan lokal yang sudah turun-temurun bisa hilang. Kita juga bisa upayakan itu sebagai rekor muri," pungkas Norsan.