Mengenal Pitalis Mawardi, Pegiat Literasi dari IKIP PGRI Pontianak

Konten Media Partner
29 November 2022 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pitalis Mawardi, pegiat literasi sekaligus Dosen di IKIP-PGRI Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Pitalis Mawardi, pegiat literasi sekaligus Dosen di IKIP-PGRI Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak – Prihatin dengan tingakat membaca tulis di Indonesia khususnya Kalbar yang begitu rendah, membuat Pitalis Mawardi berkeliling wilayah Kalimantan Barat melakukan pelatihan penulisan karya ilmiah bagi para guru dan dosen. Kurang lebih hampir 3.000 guru dan dosen telah diberinya pembekalan menulis karya ilmiah.
ADVERTISEMENT
Pitalis Mawardi merupakan seorang dosen Program Studi Geografi di IKIP PGRI Pontianak, Kalbar. Selain menjadi dosen ia juga aktif memberikan pelatihan dan bimbingan, baik kepada mahasiswa, dosen, maupun cendekiawan terutama terkait dengan topik kearifan lokal, budaya, dan geografi, serta teknik penulisan karya ilmiah.
“Baca tulis ini salah satu motiviasi saya untuk menjadi pegiat literasi. Tingkat literasi baca tulis generasi kita di Kalimantan Barat paling rendah. Kita berada di (urutan) 28 dari 34 Provinsi. Belum lagi persoalan minimnya sumber publikasi,” ungkapnya kepada Hi!Pontianak, Selasa 29 November 2022.
“Dengan literasi saya pikir salah satu upaya untuk meningkatkan SDM daerah di Kalbar. Karena kalau kita mungkin mau combat dengan negara-negara maju, kayak Malaysia saja, saya pernah lihat sekolah-sekolah sekolah dasar disana, perpustakaan mereka keren-keren. Fasilitas perpustakaan digital tingkat penyedian literasi disana memadai. Itu menjadi motivasi saya pribadi menjadi pegiat literasi,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai pekerja dan pegiat literasi, Pitalis memiliki badan penerbit sendiri. Dikenal dengan nama Penerbit Putra Pabayo Perkasa yang telah berdiri sejak tahun 2011. Pitalis bertindak sebagai direktur penerbitan. Ada tiga buka yang telah diterbitkannya, diantaranya Karya Tulis Ilmiah: Panduan Praktis Bagi Guru (2019), Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Sekolah dan Best Practice (2019) dan Nilai Kearifan Lokal Upacara Adat Naik Dango Sebagai Civic Culture Dayak Kanayant (2019).
Bahkan ia juga membuat sebuah portal tulisan atau berita khusus edukasi (pendidikan) sebagai kontribusinya untuk memajukan minat baca anak bangsa di Indonesia khususnya Kalbar.
“Pegiat literasi yang suka menulis baik mahasiswa, dosen, ataupun masyarakat umum yang senang menulis dan ingin menerbitkan buku bisa disana. Penerbit anggota IKB, terdaftar di perpustakaan nasional. Saya juga menerbitkan buku disitu, membantu kawab-kawan juga yang ingin menerbitkan buku bisa lewat situ. Itu juga menjadi salah satu inspirasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini pria kelahiran dusun Engkadin, kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang baru saja menyelesaikan pendidikan S3 di negeri Jiran, Malaysia. Ia mengambil program doktoral di Universitas Sultan Abidin, Malaysia pada 2018 dan telah menyambet gelar Ph.D. di bidang lingkungan. Sebelumnya Pitalis merupakan seorang sarjana S-1 di STKIP-PGRI Pontianak pada 2007 dan S-2 Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta pada 2011.
"Bermodal nekat saya ambil jurusan Environmental Science di sana (Universitas Zainal Abidin). Lumayan mengalami kesulitan karena saya menguasai Bahasa Inggris pasif, terutama ketika menyelesaikan disertasi, karena saya termasuk student asing jadi diwajibkan menulis disertasi dalam Bahasa Inggris dan Melayu,” jelas Pitalis.
Tesis Pitalis sendiri berjudul “Pembangunan Model Pengurusan Sumber Alam Sekitar Berdasarkan Kearifan Lokal Masyarakat Pribumi”. Adapun lokasi penelitian yang dilakukannya saat itu bertempat di Kabupaten Landak, Kalbar dan Kampung Ulu Melangka, Ulu Selonggor, Malaysia.
ADVERTISEMENT
Setelah berhasil meraih gelar Ph.D (Doctor of Philosophy), ia kembali mengabdikan diri sebagai Dosen di kampus tempatnya meraih pendidikan S1, IKIP PGRI Pontianak dengan mengajar di Program Studi Pendidikan Geografi. Ia juga berkeinginan untuk menjadi seorang Guru Besar (Profesor) dan maju dalam bidang politik.
“Pertama mudah-mudahan atas restu yang maha kuasa saya mau mengejar guru besar, tapi itu bukan menjadi ambisi pribadi, mudah-mudahn itu tercapai. Yang kedua, yang jelas paling tidak kedepan bisa berperan berkontribusi memajukan SDM Kalbar, kalau diberi kesempatan ke level yang lebih tinggi mau jadi Legislatif atau Eksekutif kalau ada kesempatan. Tapi kalau itu tidak tercapai ya target pribadi tetap mengabdi menjadi seorang dosen, paling tidak itu adalah kontribusi untuk membesarkan dan mengembangkan SDM di Kalbar,” harapnya.
ADVERTISEMENT