Migor di Perbatasan Sintang-Malaysia Langka, LPG Tembus Rp 50 Ribu per Tabung

Konten Media Partner
31 Maret 2022 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu toko sembako di Desa Empunak Tapang Keladan, Kecamatan Ketungau Hulu perbatasan Sintang-Malaysia. Di perbatasan minyak goreng juga mengalami kelanggkaan, sama seperti daerah lain. (Foto: Yusrizal/Hi! Pontianak)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu toko sembako di Desa Empunak Tapang Keladan, Kecamatan Ketungau Hulu perbatasan Sintang-Malaysia. Di perbatasan minyak goreng juga mengalami kelanggkaan, sama seperti daerah lain. (Foto: Yusrizal/Hi! Pontianak)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi! Sintang - Camat Ketungau Hulu, Jamhur, mengungkapkan, kelangkaan minyak goreng yang saat ini jadi isu nasional, juga dialami masyarakat perbatasan Sintang-Malaysia tepatnya di Kecamatan Ketungau Hulu.
ADVERTISEMENT
“Saat ini minyak goreng kita rasakan sangat-sangat langka. Terutama minyak goreng produksi dalam negeri,” kata Jamhur pada Hi!Pontianak di sela peletakan batu pertama pembangunan Jembatan Ketungau IV, Rabu 30 Maret 2022.
Ia mengatakan, harga minyak goreng di perbatasan paling rendah di kisaran Rp 25 ribu per kemasan. Satu kemasan ada yang ukuran 900 ml hingga 1 kilogram.
Jamhur mengakui, ada minyak goreng produksi Malaysia di perbatasan. Tapi jumlahnya tidak banyak. Karena Sintang belum punya border resmi.
“Mungkin masyarakat mendapatkan minyak goreng produksi Malaysia, setelah menjual hasil bumi ke sana. Pulangnya beli minyak goreng Malaysia, harganya 2,5 ringgit per liter, atau kurang lebih Rp 18 ribu,” ungkapnya.
- Jamhur, Camat Ketungau Hulu. (Foto: Yusrizal/Hi! Pontianak)
Untuk harga gas melon atau gas elpiji 3 kg, kata Jamhur, harganya dikisaran Rp 35 - Rp 50 ribu per tabung. Harga gas melon yang mencapai Rp 50 ribu. "Mungkin karena lokasinya jauh dari jalan negara," ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Di Senaning maupun di ibukota Kecamatan Ketungau Hulu, yakni Sungai Pisau, harga gas (lpg 3 kg) sebesar Rp 35 ribu per tabung,” ungkapnya.
Dikatakan Jamhur, untuk memenuhi kebutuhan sembako di perbatasan, akses yang diandalkan dari Balai Karangan, Kabupaten Sanggau.
“Contoh untuk kebutuhan gas, suplai kita di perbatasan beberapa tahun ini, mengandalkan dari Balai Karangan semua. Begitu juga minyak goreng dan sembako,” katanya.
Menurutnya, suplai kebutuhan pokok dari Balai Karangan dilakukan, karena akses jalan relatif lancar. Sementara akses jalan dari Sintang-Senaning susah tembus kendaraan roda empat.
“Kondisi jalan kita khususnya di ruas Seputau Tiga menuju Pintas Keladan atau Senaning, tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Roda dua masih bisa lewat. Kalau lewat sungai, biayanya sangat mahal,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kondisi tersebut, sambung Jamhur, semua kebutuhan pokok di perbatasan disuplai dari Balai Karangan maupun Pontianak.
“Sekarang ini kita bersyukur, angkutan lancar. Dengan jarak 97 kilometer, dari Balai Karangan ke Senaning memakan waktu hingga 3 jam,” ucapnya.