Niat dan Tata Cara Salat Istikharah

Konten Media Partner
20 Februari 2021 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi Salat. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Salat. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hi!Sakinah - Dalam hidup tak jarang kita dihadapkan pada dua atau beberapa pilihan sulit. Dalam keadaan bimbang dan kekhawatiran tersebut, kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan salat istikharah.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari NU Online, salat istikharah adalah salah satu salat sunah yang sangat dianjurkan. Tujuannya adalah untuk memohon agar Allah SWT memberikan petunjuk atas putusan terbaik yang harus kita pilih. Misalnya seputar pekerjaan, memulai bisnis hingga urusan jodoh.
Lalu, bagaimana tata cara dan waktu terbaik mengerjakan salat istikharah?
Salat istikharah dilakukan sebanyak dua rakaat dan dapat dilakukan kapan saja, baik di malam maupun siang hari. Namun, ada beberapa waktu yang dilarang mendirikan salat istikharah di antarnya, selepas salat subuh sampai matahari meninggi dan sesudah salat ashar sampai matahari tenggelam.
Sedangkan waktu terbaik untuk mengerjakan salat istikharah adalah di malam hari atau sekurang-kurangnya setelah mengerjakan salat wajib isya hingga sebelum masuk waktu salat subuh.
Ilustrasi melaksakan ibadah salat. Foto: Pixabay
Berikut tata cara melaksanakan salat istikharah:
ADVERTISEMENT
1. Niat dengan membaca
أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى
Ussholli sunnatan istikhoroti rak’ataini lillahi ta’ala.
Artinya: Aku berniat salat istikharah dua raka’at karena Allah Ta’ala.
2. Melaksanakan salat seperti biasa. Rakaat pertama membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan Surat Al Kafirun.
3. Rakaat kedua membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan Surat Al Ikhlas.
4. Salam.
5. Setelah salam membaca doa berikut ini:
Doa shalat istikharah
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
ADVERTISEMENT
Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub.
Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (menyebutkan persoalannya) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi.
Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya, aku memohon kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon kepada-Mu dari anugerah-Mu yang Agung. Sesungguhnya, Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Mahatahu sedang aku tidak mengetahui, Engkaulah Dzat yang Maha Mengetahui perkara yang gaib.
ADVERTISEMENT
Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (menyebutkan persoalannya) adalah baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka tentukanlah untukku, mudahkanlah jalannya dan berkahilah aku di dalamnya.
Dan apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini adalah buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku dan akhir urusanku, maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah diriku darinya, tentukanlah untukku apapun yang terbaik, kemudian jadikanlah aku ridha dengannya."