Nyaris Punah, BKSDA Lepasliarkan Binturong Hasil Razia

Konten Media Partner
16 September 2023 11:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BKSDA Lepasliarkan Binturong. Foto: Dok. BKSDA Kalbar
zoom-in-whitePerbesar
BKSDA Lepasliarkan Binturong. Foto: Dok. BKSDA Kalbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat lepasliarkan Binturong di Bukit Oha’k, Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak pada Jumat, 15 September 2023. “Pelepasliaran 5 Binturong kali ini juga sebagai salah satu upaya konservasi dalam penyelamatan populasi Binturong di Indonesia, 4 di antara Binturong yang dilepaskan merupakan hasil razia saat patroli oleh BKSDA, dan satu ekor lainnya didapat dari hasil informasi call center yang diadukan masyarakat,” jelas Kepala BKSDA Kalimantan Barat, RM Wiwied Widodo.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Binturong (Articris Binturong) menjadi satu di antara spesies yang berstatus Vulnerable (VU) yang artinya termasuk hewan terancam punah. Binturong termasuk satwa berstatus appendix III dan satwa yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 106/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/ 6/2018.
Binturong yang Nyaris Punah Dibebaskan ke Hutan di Desa Rees, Landak. Foto: Dok. BKSDA Kalbar.
Pelepasliaran Binturong yang menghadapi risiko kepunahan tersebut juga menjadi rangkaian Ritual Adat Naki Bukit Oha’k, sekaligus mengukuhkan wilayah berhutan yang ada di Desa Rees seluas 226 hektare sebagai Hutan Adat.
Dipilihnya Bukit Oha’k sebagai lokasi pelepasliaran hewan seperti musang ini, sesuai dengan kesesuaian habitat yang sebelumnya telah dilakukan survei kesesuaian habitat oleh tim BKSDA Kalbar serta keinginan masyarakat Desa Rees yang menetapkan Bukit Oha’k sebagai kawasan lindung masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
“Melalui kesadaran dan keinginan yang kuat untuk menetapkan wilayah berhutan di desa ini sebagai Hutan Adat. Kami bersyukur sudah dapat tambahan kawan dan tambahan rumah untuk satwa liar hidup di alam”, ujar RM Wiwied Widodo.
Wiwied menambahkan ungkapan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat Rees dan seluruh pihak dalam menyelamatkan keanekaragaman hayati yang menjadi kekayaan alam Kalbar. “BKSDA akan menindaklanjuti kegiatan-kegiatan lain yang mendukung upaya konservasi, salah satunya dengan peningkatan SDM bagi pengelolaan kawasan ini, seperti konsep Desa Ramah Satwa,” tambahnya.