Oknum Guru Setubuhi Muridnya di Sekadau: Korban Mendapat Pendampingan

Konten Media Partner
13 November 2019 18:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Oknum guru honor di sebuah sekolah di Sekadau, Kalimantan Barat, berinisial TG (25) melakukan perbuatan bejat terhadap muridnya sendiri, Bunga bukan nama sebenarnya (16). Dengan dalih meminta bantuan untuk merekap nilai, tersangka menyetubuhi korban di perpustakaan sekolah.
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polres Sekadau, IPTU M Ginting memastikan korban tetap mendapat pendampingan. Mengingat, korban adalah anak di bawah umur.
"Waktu pemeriksaan juga didampingi oleh orang tuanya. Anggota kami, Polwan juga mendampingi. Kalau dari dinas juga ada," kata Ginting ditemui, Rabu (13/11).
Pendampingan tersebut langsung diberikan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Sekadau. Hal itu dipastikan oleh Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinsos PPPA Kabupaten Sekadau.
“Besok baru ada kita dipanggil ke Polres. Besok yang turun Kasi Tumbuh Kembang Anak dan Kasi Perlindungan Perempuan bersama teman-teman dari Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3). Besok baru kami dampingi, setiap ada kasus (terhadap anak di bawah umur) kami selalu lakukan pendampingan,” kata Indra kepada Hi!Pontianak.
ADVERTISEMENT
Indra mengatakan, melalui pendampingan itu pihaknya juga memberikan trauma healing atau meredakan trauma yang dialami korban. Selama pendampingan, kata dia, pihaknya berlaku layaknya orang tua kepada anaknya.
“Sekadau ini kan belum ada psikiater. Itu kelemahan kita. Meski demikian, selama ini kami lakukan dengan cara pendekatan, kami ajak berkomunikasi. Kami yakinkan dia, kejadian itu bukan maunya dia. Itu adalah musibah,” ungkap Indra.
“Meskipun ada kendala, kami terus berupaya. Bagaimana seyogyanya mereka (korban) bisa meruskan sekolah, kembali ke lingkungannya. Ibaratnya, kejadian itu tidak ada. Kami berusaha yakinkan dia (korban),” timpal Indra.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga berupaya meyakinkan teman-teman korban bahwa kejadian itu bukanlah maunya korban. Sehingga, bisa kembali seperti sedia kala agar korban dapat membaur bersama teman-temannya.
ADVERTISEMENT
“Biasanya kami juga lakukan koordinasi dengan pihak sekolah. Kita tetap kembalikan dia (korban) ke sekolah. Nah, tinggal dia karena banyak korban tidak mau kembali ke sekolah karena malu. Tapi kami tetap berusaha untuk meyakinkan korban. Kalau sekolah biasanya tetap menerima,” tutur Indra.