Pembunuhan Ibu dan Anak di Pontianak: Ahli Forensik Temukan Luka Memar di Korban

Konten Media Partner
25 September 2020 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Indra Fauzi/kumparan

Kasus dugaan pembunuhan pada ibu dan anak di Pontianak, Kalbar, memasuki babak baru setelah tim forensik menemukan tanda memar pada tubuh korban.

ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Ahli Forensik Kalbar menemukan kejanggalan pada kasus dugaan pembunuhan. Fakta tersebut disampaikan setelah polisi melakukan visum terhadap jasad ibu dan anak yang merupakan warga Kecamatan Pontianak Timur itu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya warga dihebohkan dengan penemuan mayat ibu dan anak di Kecamatan Pontianak Timur, yang diduga menjadi korban pembunuhan, pada (24/9). Polisi melakukan tindakan otopsi di RSUD Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat.
Ahli Forensik Kalbar, dr. Monang Siahaan M. Ked (for), SpF mengungkapkan, dirinya menemukan sejumlah kejanggalan pada jasad ibu dan anak ini.
"Pada jasad ibu kita temui kejanggalan di dalam rongga kepala, lalu rongga dada sebelah kanan, untuk si anak, kita dapati kejanggalan di kepala, dan rongga rahang sebelah kiri, di tubuh korban juga ditemui memar-memar,” jelasnya, Jumat (25/9).
Kejanggalan di bagian kepala itulah, kata Monang yang diduga membuat kedua korban meninggal dunia. Menurutnya, berbagai kejanggalan yang ditemuinya saat otopsi tersebuut disebabkan oleh benda tumpul dan juga benda tajam.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk jasad si ibu, itu dominannya senjata tajam, Kalau si anak lebih dominan ke senjata tumpul, walaupun ada tanda dari senjata tajam," katanya.
Dari hasil otopsi tersebut, ahli forensik Kalbar itu mengatakan kedua korban dugaan pembunuhan itu telah meninggal lebih dari 18 jam, bila dihitung mundur dari waktu penemuan.
"Darah pada rambut korban ini sudah beku, mengikat menjadi anyaman yang susah di pisahkan, jadi bukan baru meninggal, dan pada permukaan tubuhnya itu darahnya sudah pada mengering, dan beraroma yang khas," ujarnya.
Monang juga mengatakan, dari hasil otopsi yang didapat, ada efek penganiayaan yang lebih banyak dijumpai di jasad sang ibu.