Perjuangan Valentina Melawan Kanker dengan Kondisi Hamil 8 Bulan

Konten Media Partner
30 Oktober 2019 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Velentina Miranti yang berusia 24 tahun, merupakan ibu muda dari Desa Benua Baru Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang. Ia menderita kanker paru stadium empat dan sedang mengandung. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Velentina Miranti yang berusia 24 tahun, merupakan ibu muda dari Desa Benua Baru Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang. Ia menderita kanker paru stadium empat dan sedang mengandung. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak -Dear Pak @jokowi maaf kami tak bisa memberi kado ucapan selamat yang lebih baik daripada ini. Mungkin lahirnya bayi Valentina di dunia akan kita syukuri bersama. Bayi ini bisa saja jadi orang Indonesia yang kita banggakan kelak. Kami tak pernah kehilangan asa untuk berjuang dengan cara kami,” tulis akun instagram @mari_melihat, pada Rabu (23/10).
ADVERTISEMENT
Ucapan itu diambil dari cuitan pengguna Twitter @mari_melihat yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo.
Dengan men-tag akun instagram @jokowi, komunitas ini menyampaikan pesan terkait kondisi Valentina Miranti (24 tahun), seorang ibu muda yang berasal dari Desa Benua Baru, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, berjuang melawan kanker paru-paru stadium 4 dengan janin di dalam kandungannya.
Saat ini, ia sedang mengandung anak kedua dari pernikahannya dengan suaminya, Usmanto (26). Namun tak seperti kehamilan pertama. Di kehamilan keduanya ini, Valentina Miranti dihadapkan pada penyakit kanker yang menggerogotinya sejak Juni 2018.
Akibat kanker tersebut, berat badan Valentina Miranti terus menyusut. Saat dikunjungi, di kontrakan kakak sepupunya di Baning Pantai Desa Baning Kota, tubuh ibu satu anak itu tampak kurus dan lemah.
Komunitas Mari Melihat menyambangi kediaman Valentina Miranti yang kemudian dibagikan di mediasosial. Postingan itu kemudian direspon oleh pemerintah dengan memberikan bantuan dan pelayanan. Foto: Dok Mari Melihat
Dengan berjalan gontai menuju ruang tamu, ia tetap menjawab pertanyaan, walaupun dengan kondisi berbaring di kasur.
ADVERTISEMENT
“Seminggu lalu saya periksa. Tepatnya tanggal 17 Oktober 2019. Saat itu, berat badan saya 30 kilogram. Berat janin 1,3 kilogram. Kandungan sudah berusia 8 bulan,” katanya kepada Hi!Pontianak, Rabu (30/10).
Ia mengatakan, kondisi bayinya juga sehat. “Semuanya normal, kecuali berat badan kurang,” sambungnya.
Valentina Miranti bercerita, ia tahu dirinya mengidap tumor paru pertama kali usai melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Ade M Djoen Sintang bulan Juni 2018. Setelah itu, dirinya memutuskan berobat ke Singkawang selama kurang lebih 3 minggu di klinik herbal.
“Pulang berobat dari klinik herbal Singkawang, saya periksa lagi di Sintang sekitar bulan Januari 2019. Saat itu, dokter bilang 90 persen kanker saya sudah sembuh. Namun saya disarankan untuk rutin mengonsumsi obat,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Namun, karena terkendala biaya untuk membeli obat-obatan herbal, dirinya sempat berhenti mengonsumsi obat. Nahasnya lagi, sekitar bulan Februari 2019 dadanya sempat terbentur kayu saat mandi di sungai.
Di rumah kakak sepupu inilah Valentina Miranti tinggal selama berada di Sintang. Untuk menanganinya, Dines Sintang melakukan kontrol rutin. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
“Setelah itu, saya tidak langsung memeriksakan diri. Sekitar dua bulan kemudian ketika saya periksa, kanker dinyatakan kambuh lagi,” bebernya.
Dikatakan dia, sekitar bulan Maret dirinya mulai hamil. Namun karena dirinya mengidap kanker, janin kekurangan nutrisi. Mengingat, sejak saat porsi makan dirinya semakin berkurang. Sementara, janin yang ada dalam kandungan butuh asupan.
“Untuk memeriksa kondisi saya dan janin. Saya sering kontrol ke rumah sakit, dokter paru maupun dokter kandungan,” bebernya lagi.
Untuk mempermudah mengecek kesehatan, Valentina Miranti kemudian dibawa ke Sintang. Sempat terkatung-katung salama 2 bulan di Sintang karena terkendala dana, saat itulah salah satu pihak keluarganya menyampaikan kondisi ibu muda tersebut pada Komunitas Mari Melihat.
ADVERTISEMENT
Komunitas Mari Melihat kemudian meresponnya dengan berkunjung, lalu membagikan cerita mengenai kondisi Valentina Miranti ke instagram mereka. Postingan itu kemudian direspon oleh Bupati Sintang Jarot Winarno yang ditindaklanjuti oleh Kepala Dinas Kesehatan dengan datang langsung ke kediaman kakak sepupu Valentina Miranti di Baning Pantai.
Kepala Dinas Kesehatan Sintang, dr. Harysinto Linoh menyambangi kediaman Valentina Miranti untuk memberikan nutrisi agar dikonsumsi untuk menambah berat badan janin dalam kandungan. Foto: Dok Kadinkes Sintang
“Awalnya kami diberitahu salah satu keluarga ibu Mira yang disampaikan ke Ketua Komunitas Mari Melihat,” kata Hosea Wiriadinata, Divisi Kesehatan Mari Melihat kepada Hi!Pontianak.
Keesokan harinya, kata Hosea, komunitas Mari Melihat datang langsung ke rumah Valentina Miranti dan menanyakan diagnosa yang diderita sekarang. “Selanjutkan kami post di instagram dan langsung ditanggapi Bapak Bupati. Kemudian, langsung di up ke Dinas Kesehatan,” bebernya.
Untuk membantu pengobatan, Mari Melihat kemudian membuka donasi. Selain itu, pihak keluarga juga menggalang dana melalui Kita Bisa. “Open donasi mari melihat bisa dikirim ke rekening BNI a.n JATU RAHMAWATI 0735567009,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kedatangan pemerintah melalui Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sintang dr. Harysinto Linoh dibenarkan oleh Valentina Miranti. Saat menjenguk, Kadinkes juga membawa nutrisi agar dikonsumsi oleh Valentina Miranti.
"Kadinkes sudah berkunjung ke sini. Dia meminta saya mengonsumsi nutrisi yang dibawanya. Supaya berat janin cukup kemudian bisa dioperasi," kata Valentina.
Selain itu, Kadinkes juga meminta Puskesmas Tanjung Puri rutin melakukan kontrol kesehatan pada dirinya dan janin yang ada dalam kandungan. "Petugas dari Puskemas juga sudah datang bersama Komunitas Mari Melihat," ungkapnya.
Valentina menuturkan, dirinya kemudian menyanggupi permintaan tersebut. "Kalau untuk nutrisi yang diberikan, saya mampu mengonsumsinya. Cuma kalau makan berat hanya sedikit saja," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sintang dr. Harysinto Linoh mengatakan, pihaknya melakukan kunjungan ke rumah dan memberikan bantuan susu khusus untuk meningkatkan berat badan bayi dalam kandungan dan makan tambahan untuk ibunya.
ADVERTISEMENT
"Ibu Mira kondisi kehamilan sekitar 29-30 minggu didiagnosis kanker paru stadium akhir . Perkiraan berat badan bayi dalam kandungan sekitar 1,3 kg. Sedangkan untuk amannya bila dilahirkan berat badan bayi 2-2,5 kg," jelasnya.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan sudah menjadwalkan dua kali seminggu kunjungan dari puskesmas Tanjung Puri. "Kalau pihak keluarga perlu bantuan mendesak, kami akan tetap melayani sesuai kebutuhan," pungkasnya.